Berilmu, Perselisihan dan Kedengkian

Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab** kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya. (Qur’an Surat Ali Imran:19)

——————————————————————

**Ialah kitab- kitab yang diturunkan sebelum al-Quran.

Mungkin ini adalah sebuah teguran atau nasehat dari Allah. Kang Toha baru beberapa hari bergabung bersama komunitas Pencinta Al-Qur’an TIARA (Tiada Hari Tanpa Al-Qur’an). Komunitas yang awalnya tahu dari komunitas ODOJ (One Day One Juz) yang Kang Toha juga gabung disitu. Dari ODOJ ada info untuk gabung komunitas ODOA (One Day One Ayat) dan TIARA.

Komunitas TIARA adalah komunitas yang agendanya tilawah Qur’an 1 hari 1 halaman dan membaca artinya juga, akan lebih baik juga disertai tafsir Qur’an. Nah, Kang Toha serasa mendapat nasehat saat menemui ayat ke-19 dari Surat Ali Imran, yang artinya sebagaimana yang telah tertulis di atas. Ada hal menarik jika ditelaah dari arti ini, yakni sebenarnya orang yang telah diberi Kitab tidaklah berselisih, kecuali setelah mereka memperoleh ilmu. Lho, kok dapat ilmu malah berselisih? Nah, jika dilanjut akan kita temui alasannya yakni karena kedengkian diantara mereka.

Dari kesimpulan disini sudah ada nasehat indah agar orang yang berilmu menghindari kedengkian agar tak berselisih. Kang Toha lalu mencari lebih dalam lewat software al-kalam yang merupakan Qur’an digital berisi Tafsir Ibnu katsir. Berikut penjelasannya:

Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam. Dan tiadalah berselisih orang-orang yang telah diberi al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian yang ada di antara mereka. Dan barangsiapa yang kafir kepada Ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat Hisab-Nya.

Innad d?na (sesungguhnya agama) yang diridai.

‘I?dall?hil isl?m (di sisi Allah hanyalah Islam), yakni Allah Menyatakan Kesaksian-Nya bahwasanya agama yang diridai di sisi-Nya hanyalah Islam. Para malaikat, nabi-nabi, dan kaum Mukminin juga menyatakan kesaksian yang sama. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan dua orang penduduk Syam yang meminta Nabi saw. agar menyatakan kesaksian yang paling agung yang ada dalam Kitabullah. Maka Allah Ta‘ala Menyebutkan kesaksian tersebut sehingga kedua orang itu pun memeluk Islam.

Wa makhtalafal ladz?na ?tul kit?ba (dan tiadalah berselisih orang-orang yang telah diberi al-Kitab). Yakni tiadalah orang-orang yang diberi al-Kitab, yaitu Yahudi dan Nasrani, berselisih tentang Islam dan Muhammad saw..

Ill? mim ba‘di m? j?-ahumul ‘ilmu (kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka), yakni keterangan yang termaktub dalam kitab mereka.

Baghyam bainahum (karena kedengkian yang ada di antara mereka), yakni lantaran perasaan hasud yang ada di antara mereka.

Wa may yakfur bi ?y?till?hi (dan barangsiapa yang kafir kepada Ayat-ayat Allah), yakni kepada Nabi Muhammad saw. dan al-Quran.

Fa innall?ha sar?‘ul his?b (maka sesungguhnya Allah sangat cepat Hisab-Nya), yakni teramat dahsyat Siksaan-Nya. Lalu Allah Ta‘ala Menjelaskan permusuhan mereka (kaum Yahudi dan Nasrani) terhadap Nabi saw. berkenaan dengan agama Islam.

Ya Allah… Cerdaskanlah kami, jadikan kami berilmu dan bermanfaat, hindarkan-jauhkan hingga jangan terfikir oleh kami kedengkian dan hal dosa atau akan menyebabkan dosa lainnya…