Bersih Dusun Baba’an Desa Ngasem Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang-Jawa Timur merupakan wadah Menyatu dengan Tradisi dan Kebudayaan. Di tengah gemerlap modernitas, Desa Ngasem di Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, menyimpan sebuah tradisi yang kaya akan nilai-nilai budaya dan spiritual. Bersih Dusun Baba’an, sebuah acara tahunan yang selalu dinantikan, menjadi ajang berkumpulnya warga dan para pecinta budaya untuk merayakan kekayaan warisan leluhur. Pada 9-10 Juni 2024, acara ini kembali dihelat dengan berbagai rangkaian kegiatan yang penuh makna. Continue reading Bersih Dusun Baba’an Desa Ngasem Ngajum-Malang, Menyatu dengan Tradisi dan Kebudayaan
Tag: Selamet Hariadi
Teknik Wawancara Kerja yang Baik dan Benar, Bekal Ke Dunia Kerja
Teknik Wawancara Kerja yang Baik dan Benar, Bekal Generasi Muda dengan Keahlian Esensial. Continue reading Teknik Wawancara Kerja yang Baik dan Benar, Bekal Ke Dunia Kerja
Strategi Pengelolaan Media Sosial Efektif Dibahas di UIN Malang
Mau cuan dari Media Sosial? Nah, pentingnya Strategi Pengelolaan Media Sosial menjadi hal penting di jaman sekarang ini, terlebih dimanfaatkan untuk mendapatkan cuan atau penghasilan. Continue reading Strategi Pengelolaan Media Sosial Efektif Dibahas di UIN Malang
Astoetik, Kompor TEPAT untuk Membatik ada di PPI 2015!
Tahu tentang Astoetik? Astoetik adalah sebuah Merk Kompor untuk membatik. Astoetik sendiri kepanjangannya adalah Auto-Electric Stove for Batik. Mungkin ada yang mengira nama orang, penemunya atau lainnya… hehe…
Jika Anda penasaran, kunjungi Pameran Produksi Indonesia (PPI) di Grand City Mall Surabaya, yang berlangsung sejak tanggal 6 – 9 Agustus 2015. Acara itu menampilkan aneka produk-produk unggulan Indonesia dengan tema “Bangga Menggunakan Produk Dalam Negeri”. Tak diragukan lagi, Kompor Listrik Astoetik merupakan salah satu produk unggulan buatan anak negeri yang layak dibanggakan. Ayo buruan kunjungi PPI 2015 sebelum ditutup.
Batik dan Kompor?
Kompor tak bisa dipisahkan dari proses membatik, hal ini karena kompor diperlukan untuk mencairkan malam. Malam adalah salah satu komponen yang terpenting dalam proses pembuatan kain batik. Malam yang sudah menempel di kain dengan motif Batik akan digunakan untuk menutup bagian kain, sehingga akan mempermudah proses pewarnaan motif batik tersebut di kain.
Nah, agar Malam yang digunakan dalam proses membatik bisa mencair stabil maka diperlukan pemanas yang bisa stabil pula mengalirkan panas. Kompor umumnya dipilih sebagai media yang mengeluarkan panas dari apinya ke wajan yang berisi Malam.
Kompor Batik Astoetik merupakan Kompor yang tepat untuk membantu proses membatik. Kompor ini merupakan kompor listrik ramah lingkungan yang menggunakan metode atau sistem PID. Komponen pada Kompor ini bekerja dengan mendeteksi jenis atau kriteria malam yang dipakai, maka pada saat mencapai suhu yang telah ditentukan panas akan tetap stabil pada suhu tersebut, sehingga panas yang dihasilkan menjadi tetap konsisten untuk hasil yang lebih optimal.
Kompor dengan PID?
Kompor Batik Astoetik menggunakan sistem PID untuk mengoptimalkan hasilnya. Apakah PID itu? PID merupakan singkatan dari Proportional Integral Derivative. PID merupakan kontroler untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan karakteristik adanya umpan balik pada sistem tesebut.
Secara singkat PID digunakan pada Kompor Batik Astoetik untuk mengatur panas pada elemen pemanas sehingga memperoleh suhu yang tepat untuk Malam. PID menghasilkan Malam tetap mencair dan konsumsi listrik lebih hemat serta produksi meningkat. Inilah salah satu kelebihan Kompor Batik Astoetik dimana membuat Malam untuk membatik bisa terjaga kualitasnya.
Energi yang dihasilkan melalui sistem PID ini yang mampu menjaga kestabilan suhu dalam proses membatik sesuai standar, sehingga hasil pembatikan lebih sempurna. Malam yang digunakan lebih efektif karena tak harus membagi focus pada kestabilan api yang dihasilkan untuk memanaskan Malam seperti pada kompor biasa.
Keunggulan Kompor Batik Astoetik
- Suhu malam (lilin) dapat terjaga secara Otomatis dan Stabil
- Hemat daya (7x lebih efisien dari kompor listrik batik yang lain)
- Aman digunakan
- Kompatibel (bentuk alat tidak berbeda dengan yang biasa digunakan untuk membatik)
- Harga bersaing dengan teknologi yang lebih modern
Spesifikasi Kompor Batik Astoetik
Kompor Batik Astoetik bertegangan 220 Volt, AC. Kompor listrik batik ini memiliki daya 25 – 60 Watt dan bekerja stabil. Beratnya mencapai 2,2 kg/4,5 kg dengan tinggi 20 cm. Diameter kompor listrik berteknologi modern ini berdiameter 16 cm. Bahan bodi kompor listrik bervariasi, ada yang dibuat dari bahan alumunium dan tanah liat dengan daya tahan 3 – 5 tahun. Tersedia pula Kompor Astoetik Modifikasi, yaitu Bodi kompor listrik bermotif batik tulis lukis.
Apresiasi untuk Kompor Batik Astoetik
Kompor Batik Astoetik mendapat berbagai apresiasi dari berbagai pihak, yakni:
- Published on Make Difference (MaD) Hongkong tahun 2014
- Pemenang II Bidang Non IT Mandiri YOung Technopreneur (MYT) tahun 2013
- Peraih Dana TeknoPemuda Kemenristek RI tahun 2013
- Finalis Inovasi IPTEKS Kemenpora tahun 2013
- Peraih Dana Pre-Mentoring Program RAMP IPB & Yayasan Lemelson Foundation USA tahun 2012 – 2013
- Peraih Dana Best Project cluster Green Technology (International Yout Green Smmit) oleh UI tahun 2013
- Peraih Dana Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) oleh DIKTI Kemendikbud RI tahun 2013
- Peraih Dana Program Mentoring oleh Yayasan INOTEK 2014
- Diterbitkan dalam buku 106 Inovasi Indonesia tahun 2014 oleh Yayasan BIC
Dari berbagai apresiasi penghargaan di atas membuktikan Kompor Batik Astoetik memang merupakan Kompor yang berkualitas. Sehingga bagi Anda yang sedang belajar membatik atau berprofesi sebagai pembatik, sangat tepat jika menggunakan Kompor Batik Astoetik. [Selamet Hariadi]
Usia 27 tahun, apa yang harus dilakukan/dicapai?
20 April adalah waktu yang istimewa, konon katanya aku lahir di tanggal ini. Hal-hal spesial terjadi di tanggal ini, ucapan hingga hadiah. Pada tahun 2015 ini usiaku memasuki ke-27 tahun. Banyak hal yang sudah dicapai dan banyak hal pula yang perlu dicapai ke depannya.
Tanggal 19 April 2015 di waktu sore pulang dari agenda acara Gathering Nasional Online Marketer Group (OMG) Indonesia di Ubaya Training Center (UTC) Trawas-Mojokerto kondisi hujan, lalu aku yang naik sepeda motor bersama Endro menepi untuk berteduh karena jas hujan hilang. Cukup lama berteduh kami memutuskan untuk makan di dekat minimarket tempat kami berteduh.
Di sela-sela makan aku dapat telepon dari Khoirotul Imayah. Jarang memang dapat telepon dari sahabat belajarku karena mereka mungkin sibuk dengan belajar dan pekerjaan mereka. Obrolan kami juga pada tanggal 20 April. He… waktu dimana aku ulang tahun. Mungkin ini obrolan pertama tentang ulang tahun terdekat sebelum besok tanggal 20 April 2015.
Ternyata mereka yang di Jogjakarta (Khoirotul Imayah, Silfia Irdiana Rohma, Erwin Ardianto) memberikan hadiah yang istimewa bagiku, karena sepertinya baru kali ini ada kue ulang tahun bertuliskan namaku. Hehe… jadi teringat dulu hadiah ulang tahun bagiku seperti diajak ke alun-alun atau main di Gajayana Plaza adalah sesuatu yang bermakna, tahu kota Malang saja merupakan hal istimewa dulunya. He… mungkin juga istimewa bagi sebagian orang namun juga hal yang biasa bagi sebagian orang lainnya.
Terima Kasih Banyak semuanya… Kalian hebat, semoga kalian bisa sebaik-baiknya manusia yang Bermanfaat bagi manusia lainnya…
Berdekatan dengan tanggal 20 April 2015, adalah hal spesial pula yakni mendapat undangan untuk live Streaming pada acara KompasianaTV di KompasTV 24 April 2015. Ya, meski mungkin tak banyak pendapat yang disampaikan pada acara itu; paling tidak ada kesenangan hati melakukan hal itu. Kemarin tanggal 27 April 2015, sebuah obrolan dari salah seorang customer service Bank Mega-Kawi tentang ulang tahun juga membuat sesuatu yang menyenangkan. Ternyata banyak pula ucapan hingga doa via Handphone, email maupun di Social Media. Terima Kasih semuanya… Semoga doa-doa kebaikannya dikabulkan oleh Allah, kita semua juga bisa menjadi Manusia Terbaik daripada waktu-waktu kita sebelumnya…
Sampai usia ini banyak yang sudah dicapai, namun banyak pula yang perlu dicapai lagi. Dulu aku mempunyai mimpi yang banyak, saat ini sementara aku ingin yang lebih sederhana karena lebih pada kenyamanan hidup.
Usaha
Mempunyai Usaha yang dapat memabantu banyak orang dan kehidupan adalah impian yang saat ini ingin pencapaianya segera. Sebagian sahabatku yang dulu sama-sama berjuang, saat ini sudah mempunyai ciri khas usaha tersendiri mereka. Inilah yang ingin kucapai di usia 27 yakni mempunyai Usaha dengan tetap berpendapatan semakin meningkat. Dengan adanya Usaha, maka kebutuhan pada keluarga, ibadah hingga mensejahterakan yang lainnya mungkin dapat dilakukan. Sesungguhnya Usaha yang dilakukan adalah karena Allah, jadi apapun hal tentang itu karena Allah.
Menikah
Menikah adalah hal yang masuk dalam kebutuhan untuk segera dicapai. Melihat atau mendengar berita sahabat-sahabatku sudah menikah, kadang jadi perhatian diri untuk segera menikah pula. Memantaskan diri untuk Menikah adalah hal yang dilakukan. Ya, Menikah adalah kebutuhan.
Umroh Romadhon
Romadhon adalah bulan yang istimewa, impian Romadhon di Masjidil Haram ataupun Masjid Nabawi merupakan impian yang ingin dicapai tiap tahun. Umroh pula di bulan Romadhon merukan hal yang ingin dilakukan selain memperbanyak ibadah di Masjidil Haram.
Haji
Haji tentu sesuatu yang seharusnya dicapai bagi setiap orang yang beragam Islam, pun begitu denganku. Usaha untuk pencapaian hal ini sejauh ini adalah dengan membuka tabungan haji. Besar harapan segera mendapat porsi haji dan bisa menunaikan ibadah haji.
Mobil
Mobil sebenarnya kebutuhan pula untuk memudahkan transportasi yang bisa mengangkut banyak orang. Pencapaian impian ini memang harus melihat diri, karena pendapatan selayaknya bisa menutupi kebutuhan operasional perawatan mobil tentunya.
Travelling
Travelling merupakan kebutuhan melihat keindahan ciptaan Allah di berbagai tempat. Raja Ampat, Karimun Jawa, Lombok, Sempu, Ijen, Manado, Palu, Danau Toba, Keindahan alam Banyuwangi, Panderman, Bandung, Jogja; merupakan sebagian tempat yang ingin kukunjungi untuk menikmati keindahan yang ada disana.
Itulah sebagian hal yang ingin kucapai di usia 27. Saya pernah bertanya kepada seseorang yang sudah melewati usia 27 tahun apa yang dilakukannya di usia tersebut namun belum mendapat jawaban yang jelas sampai tulisan ini ada.
Kalau Anda yang sudah melewati usia 27, akan melewati atau sedang di usia 27 apa yang HARUS DICAPAI atau DILAKUKAN ya??? Help me, please… 🙂
_selamet hariadi_
Buku: Jiwa-Jiwa Keikhlasan dan Perjuangan
Apabila ada orang yang telah kamu tolong, yang telah kamu beri jasa, yang telah kamu didik dan seterusnya. Kemudian orang itu tidak berterima kasih, tidak mengakui jasamu, malah bersikap kurang baik atau malah memihak orang lain yang memusuhimu… Ketahuilah, bahwa semua itu merupakan ujian bagimu sampai dimana keikhlasan, sampai dimana keimananmu untuk itu bersabarlah. Dan tingkatkanlah keikhlasanmu langsung kepada Allah.
Hal di atas merupakan salah satu pesan utama dalam buku ini. Awal buku ini dimulai dari pengantar penerbit yang menyampaikan alasan adanya buku ini yang merupakan kumpulan tulisan dari KH. Imam Zarkasyi. Alasannya penerbit menganggap bahwa manusia tidak akan dihidupkan di dunia kecuali untuk berjuang mengemban amanat sebagai khalifah fil-ardhi dan sebuah usaha tidak dikatan perjuangan tanpa didasari keikhlasan. Sehingga mutlak jiawa-jiwa keikhlasan dan perjuangan harus dimiliki oleh semua makhluk bernama manusia, terkhusus kita sebagai ummat Islam yang nota bene seorang santri.
Ilmu adalah barang yang tak tidak dapat dibeli, ia mahal. Dan ada juga yang lebih mahal dari pada ilmu yaitu Harga Diri atau kehormatan diri. Hal ini sangatlah penting dalam menjalani kehidupan. Hal lainnya mendidik berani adalah hal penting lainnya dalam mengisi mental manusia.
Dalam melakukan hal baik namun tak mendapat balasan yang diharapkan maka bersabarlah dan tingkatkanlah keikhlasan yakni ikhlash langsung kepada Allah. Pamrih semata-mata kepada Allah dengan berdoa boleh bahkan diperintahkan dan sudah merupakan ibadah. Sebenarnya tak perlu lagi ada keraguan tentang balasan yang baik ataupun yang buruk dari amal perbuatan seseorang. Itu jelas dalam Al-Qur’an “Maka alasan apa lagi yang menyebabkan engkau mendustakan adanya balasan?” kemudian di dalam Al-Qur’an diikuti dengan ayat “Bukankah Allah itu hakim yang seadil-adilnya?”. Semoga Allah menolong kita dan memberi petujuk kepada kita serta meridhoi alamal usaha kita…
Sholat itu nikmat dan ringan kalau sudah lama dibiasakan. Seapat mungkin supaya sepenuh waktu sholat itu penuh isi, paling tidak sebagian saja dulu dan seterusnya dilatih memenuhi isi itu sediki demi sedikit sampai penuh. Kita mungkin tak dapat mengukur kekuatan doa dengan apsti,s ebagaimana mengukur volume atau beratnya suatu benda. Tetapi kita dapat merasakan dan membuktikan pengaruh ghaib yang luar biasa dari doa tersebut.
Banyak pesan atau nasehat dalam buku ini mulai dari untuk diri, hidup kita bermasyarakat hingga hubungan kita dengan keluarga yang jangan mengandalkan orang tua serta standar hidup. Hidup yang cukup bukan berarti harus mahal dan berlebihan. Buku ini dirasa cukup perlu dan penting di jaman sekarang dimana dibutuhkan ketinggian ikhlash dalam perjuang memperbaiki negeri.
———————–
Judul Buku: Jiwa-Jiwa Keikhlasan dan Perjuangan
Penulis: KH. Imam Zarkasyi
Penerbit: Darussalaam Pos
Halaman: 93
Sony Styawan… Maafkan kami…
Sony Styawan lahir di Malang 27 Oktober 1997.
Guyuran air dari langit mengiringi obrolan kami dengan orang tuanya. Remuk redam rasa harus menyampaikan berita ini, tapi apalah daya memang harus segera tersampaikan.
Sejak masuk di kelas TKJ5 diamanahi sebagai wali kelas mereka, saya coba melakukan elaborasi pada semua murid. Tak terkecuali Sony Styawan yang mendapat banyak keluhan hingga berbagai macam pandangan tentangnya.
Salah satu cara melakukan elaborasi pada anak ini adalah melakukan diskusi psikologi dengan salah seorang sahabat yang juga pembicara psikologi serta Mahasiswi psikologi di Jogja. Karena ternyata sahabat saya ini lebih mendalami Psikologi klinis akhirnya diberi rujukan pada sahabat lain yang mendalami psikologi pendidikan.
Analisa tulisan juga dicoba untuk dilakukan, yang akhirnya pada semua siswa di TKJ5. Hal ini hanya untuk melihat apakah ada perhatian khusus pada karakter seseorang layaknya mengalami disleksia. Berbagai cara penanggulangan tindakan kelas memang kadang saya konsultasikan pada sahabat yang lebih memahami bidang psikologi, karena apa yang mereka dalami mungkin bisa jadi cara membuat murid yang saya ajar lebih nyaman secara psikologis dan penanggulangan ikhwal psikologinya juga bisa dilakukan. Ada ide juga mendatangkan yang ahli psikologi atau yang membawanya ke lembaga psikologi.
Usaha lain juga dilakukan sahabat-sahabat mereka dengan berbagai macam cara tentunya. Entah itu bisa diterimanya atau tidak. Namun tujuan sahabatnya sekelas tentu baik agar kekompakan dan solidnya bisa dijaga dan dikembangkan jadi terbaik dari waktu-waktu sebelumnya.
Melihat foto kelas, owh… ternyata tanpa Sony. Ah… apakah ini sebuah tanda dari masa lalu…
Sony… Maafkan kami…
Maafkan jika usaha kami padamu masih kurang
Maafkan jika sikap kami menyakitimu
Maafkan jika belum mampu memahamimu
Sony… Maafkan kami…
Kami berharap engkau bisa berubah
Berubah TERBAIK dari waktu-waktu sebelumnya
Sebelumnya lemah menjadi The Best Your Self
Sony… Maafkan kami…
Hidup ini mungkin Keras Son…
Namun, kau harus lebih keras pada kehidupan ini
Agar kehidupan tak keras padamu
Dalam elaborasi kebijaksanaan
Temui berbagai macam hal kebaikan
Dengan berbagai cara yang kau usahakan
Semoga kita tetap Be Best Together dalam pertemanan
Mungkin hanya soal cara pandang
Kadang orang menganggap kita rendah
Padahal kita tak seperti yang mereka pandang
Kau sebenarnya tinggi namun ingin terlihat rendah
Bagaimanapun dirimu, jadilah yang punya manfaat
Bukan hidup hanya untuk mengejar martabat
Semoga Tuhan Menganugerahkan banyak bakat
Untuk menunjukkan bahwa sebenarnya kau hebat
Hidup Sekali, hiduplah yang berarti…
Mungkin banyak orang salah arti
Akan sikap dan apa yang ada dalam hati
Tetap berjuang Son… berikan mereka Bukti
Jadilah Sony Styawan sesuai impianmu
Dengan berbagai kemampuan dan ilmu
Ingatlah… kami tetap sahabatmu
Kita keluarga dalam ikatan ilmu
Maafkan atas segala kata yang kurang berkenan
Maafkan atas segala sikap yang buat kurang nyaman
Maafkan atas segala fikiran yang kurang beraturan
Maafkan atas segala cara mendidik yang kurang dari kesempurnaan
Membentuk Mozaik Muamalat (The Celestial Management – Chapter 4)
Melihat Muamalat, apa yang berbeda dengan dengan institusi sejenisnya? Kita dapat mengenali dari artefak, simbolnya hingga budaya yang tak terlihat.
Mari kita elaborasi pada busana, penampilan kru Muamalat yang dibalut dengan busana Islami. Para wanitanya memakai Jilbab dan berbusana rapi. Sedang untuk pria memakai Baju koko lengkap dengan kopyah hitam (khususnya acara seremonial).
Nah, kenapa tak memakai jas dengan dasi? Apakah jas dipadu dengan dasi tak mencerminkan budaya Islami? Tentu tidak, namun ini hanya soal intrepetasi dan Pilihan. Bagi Muamalat Busana Jilbab dan Baju Koko lebih tepat dan cocok sebagai cerminan dari keinginan menyemai teladan dari diri sendiri, dari yang sepele, dari nilai Islami yang berkembang di masyarakat.
Tak dapat dipungkiri busana sangat mendukung citra pada penilaian awal terhadap kualitas jasa yang disajikan. Di lain hal dalam konteks bermasyarakat, busana Jilbab dan baju koko lengkap dengan peci sangat cocok dan identik dengan nilai-nilai Islami.
Mengenakan Jilbab bagi wanita akan menggambarkan selain Tampilan yang sederhana ini juga akan mengurangi kesan jor-joran antar kru wanita dalam berpakaian. Sedang untuk hari Jumat bukanlah hari yang pas untuk ide berbusana bebas karena di hari Jumat adalah hari penting bagi ummat Islam. Pernahkah anda melihat Pasukan pengaman Presiden mengenakan baju bebas saat upacara resmi? Tentu untuk busana bebas bisa dilakukan pada hari sabtu-ahad saat libur kerja.
Mungkin akan membuat surprise pelanggan saat kru Mualamalat menutup konter 10 menit menjelang ketika adzan dhuhur bergema dan mengajak para nasabah menunaikan kewajibab Sholat di Muasholla berjamaah.
Mungkin sebagian orang menganggap mengurangi servis, namun dengan hal ini akan adanya kebersamanaan dalam jama’ah da menguatkan Silaturrahim yang ditanam. Ini juga memperkuat positoning Mualamalat dengan institusi sejenis selain perwujudan differensiasi.
Buah dari Sholat berjamaah, adanya kewajibab juga pada kru Muamalat untuk menunaikan zakat. Dengan berbagai penjelasan memotong 2,5 persen dari penghasilan mereka setiap bulannya adalah untuk menyucikan harta dan membuatnya lebih berkah.
Kru Muamlaat juga dipagari dengan komitmen dari tindakan yang tidak terpuji, seperti menerima sogok hingga hadiah dari kliennya yang di banyak tempat dianggap sebagai kewajaran.
Kru Muamalat juga sepatutnya menghindari rokok, bukan hanya karena alasan agama namun juga kesehatan, keindahan dan kenyamanan. Oleh karenanya tempat direksi dan kru bekerja di lantai lima gdung Arthaloka ditetapkan sebagai lantai bebas asap rokok.
Ruang kerja pula tanpa sekat, karena alangkah tidak elok jika direksi Muamalat sebagai organisasi egaliter membatasi dirinya dengan dinding-dinding pembatas.
Muamalat bukanlah jenis organisasi yang memelihara kemewahan dan eksklusivitas yang ditunjukkan dengan bermain golf, ruang kerja pribadi yang wah hingga mobil operasi yang bergengsi. Mumalat juga bukan tempat melakukan tindakan sia-sia seperti membanting kartu domino dengan kepulan asap. Namun Muamalat adalah tempat menyemai teladan, fokus dalam bisnis dan tentu Ibadah.
–
Judul Buku: The Celestial Management
Penulis: A. Riawan Amin
Penerbit: Senayan Abadi Publishing
Halaman: 61-72 (Chapter/Bab 4)
–
Muamalat Spirit, Energi Kebangkitan (The Celestial Management – Chapter 2)
Bila kini Spirit itu kian membara, sungguh tak laik dipadamkan. Kecuali, tangan-NYA yang menghendaki
Penobatan Muhammad SAW sebagai utusan Sang Maha pada senin 21 Ramadhan (10 Agustus 610 M) membuat perubahan mula Peradaban Ilahiyah kembali tertoreh. Perjuangannya tertulis sebagai sejarah nan indah hingga saat ini. Beliau menantang derasnya arus saat itu dimana arus Jahiliyah yang berkembang menjadi amanah untuk disejukkan dengan nilai-nilai Islami.
Dari negeri yang bercahaya Madinah, Islam menambah luas ke Persia Baru Sassanids di Timur laut dan Bizantium Romawi Timur di barat laut. Meski nampaknya kekuatannya tak sebanding dua negeri itu, namun gerak langkahnya tak mampu dibendung kekuatan mayoritas.
“…Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah:249)
Kembali melihat sejarah, Mesir berhasil dibebaskan dari kangkangan Bizantium di tahun 642 M. Qadisiya dan Nehavend jadi saksi bisu lantaknya imperium Persia pada 637 M dan 642 M. Mesopotamia, Syria, Palestina dan Afrika Utara kini mengibarkan bendera kebebasan. Di tahun 711 M Spanyol berada dalam genggaman, lalu kemudian konstatinipel mengikuti di tahun 1453 M.
Bagaimana? betapa kerennya strategi bumi dan keputusan langit menghasilkan suatu kekuatan Spirit, energi yangmampu menggerakkan segala potensi diri untuk menghasilkan kinerja optimal.
Perguliran Waktu dan Mendobrak Kebekuan
“…kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)…” (Ali Imran:140)
Waktu terus bergulir lalu menghasilkan sejarah, perjuangan panjang senantiasa berganti menjadi pengiring kehidupan. Setelah masa keemasan berputar, seakan seperti roda berputar spirit mulai mengendur hingga kekuatan menjadi ketakutan.
Dunia yang mulai menjadi lekat melupakan Ukhrawi yang jadi tujuan. Spirit seolah tak ada diganti kamuflase eloknya kesuksesan kapitalisme dan sosialisme yang seakan menguasai dunia hingga seolah menjadi doktrin tersendiri.
Negeri dengan mayoritas Muslim sekalipun turut larut dalam gemerlap kapitalisme hingga sistem ribawi menjalar ke berbagai sektor seakan menjadi penyelamat dari keterpurukan bangsa. Sugesti bangsa besar dengan sistem seperti itu selayaknya diganti.
“ Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila…” (Al-Baqarah:275)
Beragam diskusi baik formal ataupun non-formal seakan menggambarkan ada sebagian manusia yang jengah dengan kondisi ini. Pada Rapat Kerja Nasional MUI (Majlis Ulama Indonesia) 17-20 Desember 1989 sudah diselipkan rekontruksi bangunan ekonomi ummat oleh Amin Aziz namun kurang mendapat perhatian.
Akhirnya pada Lokakarya MUI 18-20 Desember 1990 muncul untuk mengamanatkan pembentukan organisme syariah bebas bunga. Tantangan pun muncul dari Mensesneg Moerdiono dengan berbagai pertanyaan yang intinya perlukah hal itu dilakukan.
Masa awal pengenalan dikira MUI ingin membentuk Bank, namun sebenarnya MUI mengambil prakarsa untuk pembentukan sebuah Bank. Dengan spirit yang menyala dan pertolongan Allah semata pada 1 Mei 1992 menjadi sejarah bangsa Indonesia dengan berdirinya Bank nirlaba yakni Bank Muamalat.
Babad Alas, Spirit Mengalir
Memang bisa dikatakan Babad Alas, perjuangan pertama yakni membuka paradigma baru. Kapal Muamalat untuk meninggalkan dermaga ribawi awal dinahkodai Zainulbahar Noor. Spirit belajar dan bekerja merupakan hal yang dilakukan pada awal pengembangannya.
Kajian-kajian Islam yang kental jadi menu keseharian dalam kelompok-kelompok kecil, para kru dan direksi mengisi relung kalbu dengan ayat-ayatNya. Arthaloka seolah jadi rumah Arqam bin Abi Arqam jadi tempat penggemblengan para mujahid perintis perekonomian Islam di negeri ini.
Pada kepemimpinan periode berikutnya yakni hadir Nahkoda Zainul Arifin.Spirit yang terlihat dengan upaya konsolidasi yang kian matang dalam bingkai kehati0hatian menjalankan syariah Islam dalam bidang perbankan.
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu”. (Fushshilat:30)
Mendapat terjangan krisis moneter tahun 1997 kapal Muamalat memang dapat berlayar namun dengan bahan bakar yang terus menipis. Kondisi organisme Finansial perlu mendapat penangan dengan bijak dan tepat.
Pada Direksi angkatan ke-3 Muamalat kembali diuji. Jika fase pertama tentang pondasi yang kuat dan fase kedua tentang konsolidasi internal yang kuat. Dengan memanfaatkan potensi yang terpendam untuk melaju dengan cepat disinilah lahir kepeimpinan dari rahim sendiri organisme Muamalat sebagai laboratorium pembumian manajeman langit untuk emncapai kesuksesan. Beragam konkroversial dan tak populer menjadi warna di fase ini, dengan spirit pemberdayaan nyatalah lompatan besar itu terjadi. Keuntungan diraih dari laporan keuangan, penyebaran semakin pula luasnya.
“ Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar…” (Fushshilat:53)
Hadirnya Muamalat dengan perkembangannya ini membuat jadi inspirasi bagi kelahiran bank-bank Syariah baru.
“ Sesungguhnya keadaan-Nya apabila dia menghendaki sesuatu hanyalah Berkata kepadanya: “Jadilah!” Maka terjadilah ia.” (Yaasin:82)
Kejadian-Nya memang pasti terjadi, yang terpenting adalah bagaimana untuk sampai pda kejadian itu, disitulah adanya proses pengabdian dengan energi luar biasa jadi faktor pemicu dan pemercepat.
Imunitas dibutuhkan untuk menguatkan dari berbagai tantangan. Tantangan yang dihadapi senantiasa dihadapi dengan kesabaran.
Selain itu perlu adanya Loyalitas, loyalitas disini adalah pada karya yang dikerjakan di jalan Allah. Oleh karenanya Organisme Muamalat tak hanya jadi media untuk memperoleh sesuap nasi namun juga sarana pengejawantahan ritual ibadah.
Pengerahan seluruh potensi untuk memperoleh ikhwal Produktif pada hasilnya dengan kekuatan Allah. Spirit yang terus menyebar untuk menebarkan Kebaikan membersihkan dari ‘darah kotor’ ribawi.
–
Judul Buku: The Celestial Management
Penulis: A. Riawan Amin
Penerbit: Senayan Abadi Publishing
Jumlah Halaman: 11 halaman, 41-52 (Chapter/Bab 2)
–
Resume By: Selamet Hariadi
Keajaiban di Tengah Krisis (The Celestial Management – Chapter 1)
Negeri ini Kaya Sumber Daya Alam, namun mengapa kekayaan ini masih belum dirasa sebagian masyarakat? Manusia-manusia Indonesia jika ada disebuah ajang Olimpiade hampir pada umumnya menjadi Pemenang, kenapa negeri ini masih tertinggal?
Perkembangan Indonesia memerlukan suatu sistem yang bisa membangun bukan menggerogoti, mensejahterakan bukan menghinakan. Adanya hal Korupsi mungkin adalah satu contoh utuk dibersihkan. Namun, ada hal lain yang bersifat keburukan lainnya yang perlu juga dibersihkan dari negeri yang menjunjung tinggi agama ini.
Mismanagement atau Misconduct?
Mungkin banyak orang yang beranggapan kegagalan negera yang menyeret ke jurang krisis adalah karena adanya Mismanagement dalam pemerintahan. Benarkah demikian?
Banyak juga yang mungkin menyalahkan rendahnya Sumber Daya Insani (SDI) Indonesia rendah bila dibanding negara lain. Apakah benar demikian?
Apakah kita masih ingat kasus kembar dempet kepala (kraniopagus) Laleh dan ladan Binjani di Rumah Sakit Singapura. Proses ini dibantu 28 dokter spesialis serta 100 paramedis guna melakukan upaya pemisahan dempet kepada ini. Dana yang keluar pun miliaran rupiah, namun ternyata gagal menyelawatkan jiwa mereka.
Jika kita melihat di sisi lain Operasi luar biasa di Jakarta 21 oktober 1987 Prof. dr. R.M Padmo Santjojo berhasil memisahkan dempet kepala Pristina Yuliana dan Pristina Yuliani. Prof. Padmo tak menggunakan alat canggih Jika dibanding dengan Singapura. Beliau malah mengeluarkan uang untuk biaya operasi yang dilakukannya senilai Rp 42 juta, coba bandingkan biaya miliaran dengan hanya puluhan juta ini.
Di sisi lain lagi kita mungkin sering mendengar berita anak-anak negeri berhasil menyandang gelar di berbagai kontes Olimpiade Internasional. Kita juga bisa melihat banyak manusia-manusia Indonesia yang karyanya dikagumi oleh negeri lain.
Nah, dari sini kita bisa mengambil pengamatan bahwa SDI negeri kita tak kalah jika dibanding negara lain. Lalu mengapa keterpurukan dialami negeri ini? Mungkin usaha Prof. Padmo bisa jadi sebuah cermin bagi kita. Negeri ini mungkin mengeluarkan dana anggaran yang tak tepat, misal jika dana talangan untuk Bank cukup besar dibanding kesehatan.
Akan mungkin jadi percuma jika kekayaan Sumber Daya kita dari kekayaan Alam hingga Manusia-nya kalau dikuasai pemerintahan yang ngawur. Jadi, sangat tak beralasan jika menyebut krisis terjadi karena Mismanagement, krisis juga bukan karena SDI kita yang tak kompeten namun karena SDI bukanlah orang yang militan mempersembahkan prestasi terbaik, melainkan orang-orang yang mngeruk keuntungan untuk pribadinya sedang kesulitan mungkin masih dirasa orang lain di negeri ini.
Banyak bank yang tiarap saat krisis dimulai agustus 1997, banyak kredit macet sehingga banyak bank bertumbangan akibat Negative Spread (selisih negatif antara bunga simpanan dengan bunga kredit). Di sisi lain Bank Mualamat yang menggunakan sistem Syariah cukup kuat pada masa itu. Namun pada masa redupnya semua industri, tahun 1998 Bank Mualamat mengalami kerugian Operasional hingga Rp 105 Miliar dengan total modal yang disetor hanya Rp 138,4 miliar.
Perjuangan dan usaha yang dilakukan di semua lini dapat menjadikan laba. Perjuangan ini diikuti sumbangan yang dilakukan kru Bank Mualamalat. Jika melihat bank konvensional lainnya banyak yang berguguran atau bertahan dengan dana rekap dari Pemerintah. Bank Muamalat bisa bertahan hingga bahkan mencetak laba.
Penyelamatan Muamalat tak hanya berhenti disitu, namun juga adanya gerakan melakukan Tahajjud bersama di kantor hampir setiap malam sabtu. Ada pula panjatan doa bersama “Allahumma Baarik Li Bank Mu’amalat… (Ya Allah, berkahilah Bank Muamalat…). Mungkin saja kompetensi atau kecakapan kerja yang dimiliki kru Muamalat di banding bank lain tak jauh berbeda atau di bawahnya. Namun dengan kegigihan bekerja dan berdoa bisa jadi aliran pertolongan Allah atas usaha yang mereka lakukan untuk menjadi lebih baik.
Bank Indonesia merupakan otoritas yang memainkan pedal dan rem dalam pekermbangan di Indonesia, namun laju yang disetel aman untuk menjaga stabilitas nasional. Ini bisa kita lihat bagaimana ekspansi Bank konvensional tak serta merta disetujui untuk menuju sistem Syariah.
Untuk menghemat anggaran daripada membuka cabang, pilihan tepat adalah membuka jaringan. Hal ini bisa dilihat dari Malaysia yang bila dielaborasi ternyata Maybank merupakan operator bank terbesar dalam hal jaringan Windows syariah dibanding bank Islam Malaysia berhad. Nah, oleh kerenanya sejalan dengan waktu Islamic Windows akhirnya daat lampu hijau pula dari Bank Indonesia. Keajaiban di tengah krisis bisa jadi pelajaran bahwa peran perjuangan berbagai pihak dari kerja hingga doa bisa jadi sebuah pelajaran yang berharga untuk mengembang sistem yang baik dengan landasan tak meninggalkan komunikasi dengan Tuhan.
–
Judul Buku: The Celestial Management (Penulis: A. Riawan Amin)
Penerbit: Senayan Abadi Publishing
Jumlah Halaman: 26 (1 Chapter – Bab 1)
–
Resume ditulis oleh Selamet Hariadi untuk Indonesia Membaca.
GOOGLE TAKEOUT/TAKEAWAY, apa itu?
Google Takeout/Takeaway adalah proyek Google Data Liberation Front yang mengijinkan pengguna media/produk google (seperti: Google + (Plus), Gmail, & Youtube) melakukan eksport dan download data.
Apa itu Google Data Liberation Front? Secara umum Google Data Liberation Front adalah Tim dari Google yang ditujukan untuk mempermudah pengguna dalam memindah kedalam atau keluar Produk Google.Google Takeout ada pula yang menyebut Google Takeaway atau mungkin ada juga yang menyebutnya Google Take Out.
Google Takeout Media
Berikut ini Media/Produk Google yang dapat menggunakan Google Takeout:
- Blogger posts
- Data Gmail
- Google +: +1s, Circles, Pages, and posts
- Google Buzz posts
- Google Calendar appointments
- Google Contacts
- Google Drive files
- Google Latitude
- Google Profile
- Google Voice settings
- Picasa albums
- YouTube videos
Berikut ini data Pengembangan Google Takeout:
Ada pula yang dari Google Plus karena mungkin melanggan aturan Google, mendapat email untuk memindahkan data dari Google Plus-nya ini ke media lain menggunakan Google Takeout.
Be Best Together!
Selamet Hariadi
KEINGINAN dan KEYAKINAN
Apakah Anda Punya Keinginan? Apakah Anda punya pula Keyakinan akan Doa terkabul?
Rasanya banyak banget yang ada di kepala, hati hingga ruh ini yang mau ditulis, mungkin juga anda ngerasa demikian… Tapi selalu saja jawabannya adalah perihal waktu, kurang semangat, takut deadlock, males, sibuk mengerjakan yang lebih penting, atau hal lainnya yang menjerami diri dengan kontemplasi kata.
Okay… saat ini aku pengen nulis tentang pengalaman yang aku dapet kemaren saat membelikan buku Merry Riana yang berjudul “A Gift From A Friend”. Sewaktu itu ada kata-kata yang membuatku berfikir, senyum hingga mendalami hidup, yakni kata dari sampul buku yang kira-kira bunyinya
“Anda tak akan dapat yang anda inginkan, tetapi yang menjadi keyakinan Anda”.
Kata itu diberi tanda kurung (yang berarti dikutip dari ) Oprah Winfrey.
Kata yang membuat berdesir adalah keinginan dan keyakinan. Sebenarnya apa bedanya? Bila kita bisa melihat sedikit lebih dalam, kata ingin dan yakin adalah kata yang sama namun berbeda maksudnya. Kata Yakin bisa sama dengan iman yakni keyakinan, sedang dalam Islam sendiri ada Rukun Iman yang harus diyakini mulai dari Iman kepada ALLOH.
Aku juga menemui kata keyakinan ini dalam tafsir awal surah al-Baqoroh yang dijelaskan oleh ustadz Halimi Zuhdy. Ternyata hidup memang merupakan puzzle yang akan saling menyambung nantinya. Penjelasan ustadz Halimi tentang awal-awal Surah al-Baqoroh dulu itu adalah bagaimana keyakinan akan hal ghoib, yakni bisa disamakan dengan keyakinan kita akan masa depan, mimpi, harapan, cita-cita atau do’a kita. Hal ini karena apa yang kita do’akan untuk masa depan kita adalah sesuatu yang ghoib atau banyak orang berkata masa depan adalah misteri karena kita belum tahu bagaimana nantinya, namun ikhwal tentang keyakinan adalah sebagai sebuah penguatan dalam diri akan do’a kita akan terwujud bahkan lebih indah nantinya. Oleh karenanya, ada yang member nama baik bagi anaknya karena memiliki keyakinan anaknya akan sesuai nama baiknya atau lebih baik.
Semoga bermanfa’at, Be Best Together selalu!
Selamet Hariadi.