Jangan tarik telinga kelinci! Itulah sebuah nasehat dari Pak Ali, pengelola Rabbit Field (Taman kelinci). Saya berkesempatan menikmati tempat ini dan ngobrol dengan Pak Ali selaku Pengelola. Selain itu ada Pak Budi Santoso, pemilik lahan dan manajemen “Plaza Garden” yang memiliki beberapa destinasi wisata di Malang.
Perjalanan ke Rabbit Field
Rabbit Field atau biasa dikenal juga dengan Taman kelinci merupakan tempat edukasi alam, isinya taman dan kelinci-kelinci yang bebas di taman. Letak tempat ini adalah di wilayah kabupatan Malang. Bila dari kota Batu menuju Jombang/Kediri melalui jalur utama, kita akan melewati Patung Sapi yang arahnya ke Air Terjun Coban Rondo.
Setelah melewati patung ini, perjalanan akan dihadapkan pada jalanan berkelok. Tak jauh dari itu ada jalan pertigaan, jika ke kiri (jalur utama) menuju ke Jombang/Kediri. Nah, di jalan ke kanan merupakan jalan pintas menuju kota Bau tapi tak melalui jalur ke Air Terjun Coban Rondo. Jika kita dari arah Jombang/Kediri tinggal dibalik saja, jika ke kanan arah ke jalur Air Terjun Coban Rondo; maka ambil jalur lurus.
Setelah di jalan ini, lurus sebentar dan pada jalan ke kiri pertama itulah jalan ke Rabbit Field. Setelah itu akan banyak gambar dan arah yang menunjukkan ke arah Rabbit Field. Jangan kaget dengan jalannya yang kurang nyaman. Tempat ini merupakan wisata baru di Malang, semoga saja Pemerintah kabupaten Malang memperhatikan jalan-jalan di wilayahnya.
Sesampainya di Rabbit Field, lahan parkirnya untuk sepeda motor agak menanjak. Setelah membeli tiket masuk, kita bisa bersantai di Kampoeng Cafe dekat pintu masuk. Spot di Pintu Masuk juga merupakan spot awal yang menarik untuk berfoto. Banyak pengunjung yang memanfaatkan tempat ini sebelum masuk atau ketika mau pulang untuk berfoto. Ada gambar kelinci merupakan daya tarik tersendiri.
Rabbit Field, Edukasi Alam untuk Anak-anak
Setelah menunggu beberapa waktu, alhasil saya dan rekan Malang Citizen bertemu dengan Pak Ali dan Pak Budi Santoso. Mereka menceritakan konsep awal pembuatan destinasi wisata tentang Kelinci ini, awalnya karena prihatin dengan perkembangan permainan anak-anak. Main dengan Gadget menjadi hal mainstream yang dilakukan anak-anak. Plaza Garden, menajemen dari Pak Budi mencoba mengembalikan lahan bermain anak-anak ke alam.
Kenapa Kelinci? Menurut Pak Ali, Kelici dipilih karena mudah diterima anak kecil. Jadi, Taman kelinci ini lebih cenderung untuk anak-anak. Buka tempat ini mulai jam 7 pagi sampai 5 sore. Peresmiannya pada 23 Desember 2016 sudah banyak menarik pengunjung. Pekerja di tempat ini pun dari warga sekitar.
Saya cukup penasaran dengan kebebasan merokok di tempat ini, karena sebelumnya saya di alun-alun ada tulisan dilarang merokok. Ketika saya tanya apakah tempat ini bebas rokok? Ternyata di jawab bebas untuk merokok di tempat ini. Hal ini karena lokasinya di ruangan terbuka.
Jangan Tarik Telinga Kelinci
Jangan Tarik Telinga Kelinci! Nasehat ini menjadi salah satu pengetahuan dari Pak Ali. Kasihan memang kelinci jika dipegang kupingnya, karena syarafnya akan terganggu. Pengelola juga coba memberikan edukasi kepada pengunjung di dalam tentang hal ini. Agar kelinci tak sakit dan bisa dinikmati keindahannya.
Merujuk kaskus, di dalam daun telinga kelinci terbanyak syaraf syaraf yang langsung terhubung ke kepala kelinci dan pusat pengendali tubuh kelinci itu sendiri, karenanya akan sangat berbahaya jika telinga kelinci ditarik, selain kelinci sangat rawan stres, apabila telinga kelinci ditarik akan sangat beresiko kecelakaan, karenanya kelinci cenderung terdiam saat telinganya ditarik, hal ini untuk menghindari resiko kecelakaan yang akan dihadapi jika kelinci berontak.
Menurut Pak Ali pula baiknya dalam mengambil kelinci jangan ditarik telinganya. Pun begitu saat menggendong dengan baik. Ketahanan telinga kelinci berbeda dengan hewan lainnya. Kita perlu memperhatikan syaraf-syarafnya agar kelinci tetap sehat.
Banyak jenis kelinci, membuat berbeda punya kekuatan pada sisi telinganya. Namun meski demikian, kita selayaknya tetap memperhatikan tata cara yang baik memegang dan memperlakukan kelinci. Apalagi di Rabbit Field ini cukup banyak kelinci yang berkeliaran, jika membawa kerabat atau anak-anak sebaiknya diingatkan akan hal ini.
Jenis kelinci yang ada di lapangan Rabbit Field ini jenis Kelinci lokal. Kelinci cenderung tak keluar jika siang hari. Menurut Pak Ali sekitar jam 4 sore baru keluar untuk cari makan. Ada trik khusus dari Pengelola waktu terik jika siang hari; yakni dibatasi keluarnya, jika biasanya 50 kelinci.
Pak Budi juga menjelaskan konsep ke depannya “Plaza Garden” akan membangun lahan sekitar 3 Ha untuk Wisata edukasi alam, ada konsep antariksa pula. Beliau pun sedikit membahas tentang “Plaza Garden” dengan mengelaborasi kata perkata. Menurutnya Plaza adalah tempat berkumpul dan interaksinya orang. Sedang konsep taman adalah tentang edukasi alam. Semoga saja konsep yang baik dan ramah akan alam semakin berkembang! [SH]