Bagi Pembaca Novel “9 Summers 10 Autumns” karya Iwan Setyawan tentunya akan menjadi hal yang diidamkan melihat gambarannya dalam Film. Rasanya begitulah yang saya rasakan, saya yang mulai jarang menonton Film di Bioskop (karena harga tiket mulai mahal… hehe…) akhirnya memutuskan untuk Menonton Film “9 Summers 10 Autumns” ini.
Lihat Trailernya dulu…
Saya sebenarnya tak begitu Penasaran dengan Film “9 Summers 10 Autumns” ini, setelah melihat kembali cuplikan Iwan Setyawan di salah satu acara di Televisi yang menceritakan isi Novel yang inspirasinya dari kisah nyata beliau. Namun setelah melihat Trailer “9 Summers 10 Autumns” saya merasa Film ini cukup menarik, ada sisi lain yang perlu dirasakan melalui Film yang tak didapat saat membaca Novelnya atau mungkin mendengar Pemaparan semangatnya dari Penulisnya.
Alur cerita hampir sama seperti di Novel, saat Iwan Setyawan sebagai Tokoh Utama yang di Film diperankan Ihsan Tarore. Saya pun awalnya meraba dulu, siapa Ihsan Tarore? Akhirnya teringat saat namanya mulai melambung dulu saat ikut Ajang Pencarian bakat Menyanyi. Awalnya saya melihat talkshow di dalah satu TV yang menghadirkan Iwan Setyawan sebagai penulis Novel yang diangkat ke Film ini, Ihsan Tarore sebagai Tokoh Utama di Film, serta Isa sebagai Sutradara yang membesut Film ini. Cerita unik dan lucu ini cukup bisa membuat saya penasaran untuk menonton Film ini.
Teladan Kehangatan Keluarga
Tema Utama dari Film ini tak lepas dari semangat Keluarga yang di dalamnya tergambar cukup banyak hal indah yang bisa jadi pelajaran. Cerita keluarga ini mungkin tak jauh beda dengan apa yang kita alami; ada rasa kerasnya didikan ayah pada anak laki-lakinya, kerendahan hati Sang Ibu yang medorong anaknya untuk lebih baik, hingga interaksi antar saudara di keluarga.
Di dalam Film Iwan Setyawan atau dipanggil pula dengan sebutan Bayek merupakan anak alaki-laki di dalam keluarga. Kerasnya didikan Sang Ayah mungkin hampir sama pada sebagian kita, apalagi pada anak laki-laki. Ayah memang ingin Iwan anak laki-lakinya menjadi anak yang kuat layaknya laki-laki sebenarnya, ini bisa dibilang wajar karena Iawan sebagai anak laki-laki satu-satunya di dalam keluarga. Di Film ini kita akan melihat bagaimana pandangan yang wajar untuk anak laki-laki yang bermaiin hingga ketegasannya pun harus menunjukkan laki-laki, namun bis ajadi dipengaruhi lingkungan keluarga yang saudaranya perempuan maka Iwan di dalam Film terasa digambarkan sebagai anak yang duka membantu ibunya di dapur seperti saudara perempuannya. Sikap pemalu dan ketergantungan pada Ibu pun juga terlihat disini hingga banyak hal yang membuat Ayahnya pun malu. Namun langkah kerasnya Sang Ayah ternyata ada sisi manis yakni pengorbanannya untuk anaknya. Disini kita dapat belajar sekeras apapun orang tua itu punya rasa sayang yang teramat dalam untuk kebaikan dan kesenangan anaknya.
Semangat Keluarga juga masih sangat terasa meski Iwan jauh dari keluarganya, rasa sayang serta pengorbanan orang tuanya perlu dibalas dengan kebaikan pada mereka yang melahirkan semangat kerja keras dalam diri Iwan untuk memperbaiki taraf hidup keluarganya yang miskin.
Sukses dari kerja Keras
Hal yang patut juga menjadi pelajaran penting dari setiap Film tentang Impian dan Kesuksesan adalah cara pencapaiannya. Film “9 Summers 10 Autumns” menggambarkan bagaimana Iwan Setyawan meraih Sukses hingga ke negeri orang berasal dari kerja kerasnya. Dimulai dari masa kecilnya yang lebih takut pada kemiskinan daripada pada hantu. Sebagai anak kecil baik jaman dulu maupun sekarang, senjata ampuh menakuti anak kecil adalah ketakutan pada hantu. Namun ternyata film ini menggambarkan bagaimana takutnya pada hantu ternyata mengalahkan ketakutan pada kemiskinan. Karena takut pada kemiskinan, Iwan yang masih kecil ini rela belajar di malam hari untuk mendapat ketenangan. Kerja kerasnya ini berimbas pada prestasinya di sekolah yang bisa mendapat predikat ranking 1. Ohya, di masa kecil Iwan ini ada hal unik saat Iwan mengikuti lomba menyanyi. Ternyata ada nama Krisdayanti yang juga ikut lomba menyanyi. Hingga saat besar kita mengenalnya sebagai penyanyi yang mumpuni itu.
Di masanya kuliah Iwan dapat lulus dengan predikat yang baik, hal ini tentu dengan kerja kerasnya pula dapat belajar. Hingga di masanya bekerja dari Jakarta bagaimana kerja kerasnya juga berbuah pekerjaan di New York hingga ia menjadi Direktur. Kerja Keras inilah yang patut menjadi pelajaran kita bersama, dari kerja keras ini munculah kerja cerdas iawan yang dikagumi atasannya. Ke New York pun sebenarnya bukan Impian yang dibangunnya sejak kecil, namun adalah gambaran bagaimana Tuhan membimbing mereka yang bekerja keras dengan hasil yang tak disangka-sangka.
Kisah ini juga dibumbui adegan yang selayaknya dilakukan sensor pada salah satu adegan. Namun secara umum Film “9 Summers 10 Autumns” selayaknya ditonton bagi semuanya terutama para generasi muda tanah air agar Bekerja Keras membangun kesuksesannya agar bermanfaat untuk banyak orang. Film ini juga bisa sebagai Nasehat untuk mereka yang Sukses di luar negeri dengan berbagai fasilitas, jabatan, kepercayaan hingga penghargaan untuk bisa kembali ke Negeri sendiri; berkarya untuk negeri dan yang penting menikmati kembali kehangatan berkumpul dengan Keluarga.
Sebuah Nasehat indah di Film tersebut “Kita tidak bisa memilih masa kecil kita, tapimasa depan itu, kita yang menentukannya”. [SH]