Ternyata Harga BBM Indonesia masih relatif MAHAL jika dibandingkan dengan Negara lain. Berikut 10 Negara dengan Harga BBM Termurah di Dunia dikutip dari jpnn:
- Uni Emirat Arab (UEA) : Rp 4.300,- /liter
- Bahrain : Rp 3.159,-/liter
- Qatar : Rp 2.575,-/liter
- Kuwait : Rp 2.457,-/liter
- Libya : Rp 1.636,-/liter
- Saudi Arabia : Rp 1.404,-/liter
- Iran : Rp 1.287,-/liter
- Nigeria : Rp 1.170,-/liter
- Turkmenistan : Rp 936,-/liter
- Venezuela : Rp 585,-/liter
Bagaimana dengan Asia tenggara? Ya, memang jika dibandingkan dengan Negara-negara di Asia tenggara yang tergabung dalam ASEAN Negara kita bisa dibilang cukup tinggi dalam memberikan Subsidi. Hal itulah mengapa hampir sering jadi alas an pemerintah dalam menyikapi kenaikan Harga BBM. Alasan ini memang benar adanya, namun tingkat konsumsi BBM yang besar-lah yang menjadi tantangan kenapa subsidi cukup besar bial dibanding Negara Asia Tenggara lain.
Bantuan Langsung?
Beberapa waktu yang lalu kita mungkin amsih ingat dan juga merasakan pergantian kebutuhan minyak tanah kita diganti menjadi gas. Hal ini dengan alas an juga untuk menghemat pasokan minyak tanah kita yang kian menipis, jadi menjadi wajarlah ketika banyak masyarakat yang beralih gas sedang minyak tanah dilupakan dan dinaikkan harganya hingga melebihi batas harga Premium atau bahkan Pertamax Plus sekalipun. Bagi mereka yang sudah terbiasa menggunakan kompor minyak tanah lalu diberi Pemerintah kompor gas memanglah suatu lebih mudah, jika dibandingkan berbeda dengan mereka yang ada di pelosok negeri masih menggunakan bahan bakar kayu atau bahkan di daerah yang tak tersentuh bantuan langsung kompor gas.
Kebiasaan baru di pemerintahan mulai 2004 ini adalah banyak nama program yang merakyat. Mulai dari PNPM Mandiri, KUR, hingga BLT (Bantuan Langsung Tunai). BLT adalah Bantan Langsung berupa Uang tunai kepada masyarakat yang dinilai miskin oleh pemerintah. Penilaian Pemerintah inipun kadang menjadi kurang valid karena masih adanya masyrakat yang ingin dianggap dalam kategori miskin untuk mendapat jatah BLT ini.
Angkutan Umum memang layak menaikkan tarif-nya seiring berkembangnya harga BBM, namun sebagai saudara se-Indonesia wajarlah bila sebagaian besar Sopir dan pengusaha Angkutan umum menolak kenaikan hal ini. Memang nikmat BLT dapat mengatasi kecenderungan kenaikan tarif angkutan umum, namun itu hanyalah beberapa waktu saja jika pendapatan kita tak meningkat.
Solusi?
Solusi terbaik atas gejolak harga BBM di tanah air yang paling umum adalah meningkatnya pula pendapatan kita. Mungkin bagi sebagaian masyarakat di kalangan atas mampu melakukannya sehingga tak tersentuh dampak berarti dari kenaikan harga BBM ini. Namun bagi masyarakat yang masih berusaha melewati kehidupannya di negeri yang katanya kaya ini dalam keadaan masih kekurangan adalah sebuah tantangan tersendiri dalam beradaptasi. Beradaptasi dengan kenaikan yang sebenarnya diinginkan adalah perbaikan taraf hidupnya. Namun malah dengan kenaikan Pemerintah memprediksi adanya tambahan sekitar 40 Juta masyarakat miskin baru di negeri ini. Itu hanya sebuah prediksi, entah bagaimana di lapangan sebenarnya.
Solusi yang ditawarkan Menteri BUMN Pak Dahlan Iskan adalah lahirnya jabang bayi Putra petir. Ya, wajar jika Mantan Direktur Utama PLN ini memikirkan adanya kendaraan yang menggunakan listrik karena asalnya sebelum menteri adalah bergelut dalam bidang kelistrikan. Memang beginilah jika seorang menteri dengan background pengusaha adanya perbaikan amsyrakat dengan tanpa mengesampingkan sektor usaha yang hampir sama diusung oleh Fadel Muhammad yang juga mantan Menteri di Kabinet Indonesia Bersatu. Penggunaan listrik dalam kendaraan juga mulai dikembangkan di Negara-negara maju, meski kurang massive dan membuat perubahan besar dalam era industri kendaraan.
Ada solusi lain yakni Bantuan Langsung Usaha (BLU) seperti yang digalakkan oleh Made Ngurah Bagiana seorang pengusaha Burger. Beliau memberikan Bantuan berupa alat usaha kepada masyarakat. Hal ini mungkin bisa dicontoh oleh Pemerintah dan juga Pengusaha lainnya. Dengan Bantuan berupa usaha masyarakat kita akan terbiasa dengan kerja keras memancing karena diberi kail, bukan dengan suapan nasi saja tinggal buka mulut sehingga nasi datang.
Saya dan mungkin sebagian dari masyarakat Indonesia mengharap keputusan Pemerintah, DPR atau birokrasi Publik dapat benar-benar menyentuh semua kalngan rakyat. Bantuan Kemudahan Usaha seperti BLU layak-lah menjadi pemikiran serius dan dimatangkan lagi agar negeri ini menjadi benar-benar negeri yang tidak hanya disedot kekayaan alamnya dan dinikmati Negara lain sedang Negara kita masih amat sangat membutuhkan sekali.
Terima Kasih, Semoga Bermanfaat dan menginspirasi Khalayak ramai. Be Best Together!
*tulisan ini juga dimuat di Headline Kompasiana
Info yang sangat bermanfaat. Dapat dijadikan kajian bagi pengambilan kebijakan perminyakan.
Salam hormat dari Manajemen dan | HILDAN | 0852 340 89 809.