Pendidikan adalah hal penting bagi masyarakat. Bahkan majunya sebuah bangsa ditentukan oleh pendidikannya. Belajar dari sejarah banyak bangsa yang besar dan maju peradabannya dengan mengoptimalkan dengan baik pendidikan. Sebagai konsumen kita harus menjadi Konsumen Cerdas di Era Digital dalam Memilih Sekolah atau lembaga pendidikan.
“Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa anda gunakan untuk merubah dunia” kata Nelson Mandela. Hal ini telah terlihat pada banyak bukti. Sebagai contoh bagaimana Jepang bangkit selepas dari Bom atom oleh Amerika Serikat di wilayah Jepang, tepatnya Hiroshima dan Nagasaki. Jepang segera membangun bangsanya yang porak poranda akibat kejadian ini. Pendidikan menjadi bagian penting yang diperhatikan Kaisar Hirohito.
Kaisar Hirohito bukan menanyakan kondisi serta jumlah tentara Jepang. Namun adalah tentang pendidikan di negeri itu, yakni dengan bertanya pada stafnya; Berapa banyak guru yang masih kita miliki? Kita akan bangkit kembali dan menjadi bangsa terhormat di muka bumi. Pendidikan menjadi titik awal yang dibangun Jepang.
Jepang menjadi Negara yang bisa dibilang maju saat ini. Perkembangan berbagai macam bidangnya sangat mempengaruhi dunia. Bahkan pendidikan di Jepang menjadi rujukan di berbagai Negara. Sebuah nilai kebangkitan yang rasanya menjadi saran yang baik untuk membangun bangsa Indonesia.
Bangsa yang baik adalah menghargai pendidikan sebagai kunci membangun bangsanya. Pendidikan menjadi senajata atau kunci yang powerful untuk merubah dunia. Ini seperti yang dilakukan Jepang dan juga bangsa-bangsa lainnya.
Indonesia sebagai bangsa yang besar telah mengalami kemajuan yang luar biasa. Hal ini diungkap survei pendidikan di 72 negara yang dilakukan Program Penilaian Siswa Internasional (PISA), yang hasilnya diumumkan oleh Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
Menurut survei ini pada periode 2012-2015, hasil tes bidang sains di kalangan siswa usia 15 tahun naik 21 poin. Ini menjadikan Indonesia jadi salah satu negara dengan perkembangan paling pesat. Sebuah hal yang patut diapresiasi dan dikembangkan lagi agar anak-anak Indonesia saat dewasa lebih berkembang keahliannya.
Masih menurut survei ini; jika laju ini dipertahankan, kemampuan siswa-siswa di Indonesia di bidang sains akan menyamai kemampuan siswa di negara-negara maju pada 2030. Hal ini tentu sebagai penyemangat agar iklim pendidikan di Indonesia dijaga lebih baik.
Memahami Kebutuhan dan Teliti Sebelumnya
Banyaknya sekolah membuat masyarakat sebagai konsumen lembaga pendidikan perlu teliti sebelumnya. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki kelebihannya sendiri-sendiri. Memahami kebutuhan kita akan sekolah perlu dilakukan dengan seksama. Pun juga layaknya membeli barang, memilih jasa lembaga pendidikan perlu lebih teliti sebelumnya.
Menurut Survei yang telah dipaparkan di atas tadi, kemampuan siswa-siswa di Indonesia di bidang sains akan menyamai kemampuan siswa di negara-negara maju pada 2030. Tentunya ini akan semakin memantapkan potensi anak negeri menyambut tahun Indonesia Emas 2045 dan setelahnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan HSBC dikutip dari tirto pada 2017, rata-rata pengeluaran Orang tua Indonesia untuk pendidikan anaknya sekitar Rp 250 juta atau $ 18,909. Pengorbanan orang tua ini juga dilakukan dengan banyak cara, seperti lembur. Selain itu juga dilakukan dengan memangkas pengeluaran untuk bersenang- senang hingga mengambil pekerjaan kedua.
Banyak pengeluaran yang dilakukan orang tua ini bisa jadi karena banyaknya kursus atau pelatihan. Tempatnya yang saling berjauhan membuat pengeluaran semakin bertambah. Di sisi lain rasa lelah menjadi tantangan tersendiri di kota-kota yang masih terbelit dengan kemacetan, polusi dan padatnya aktivitas.
Setelah memahami kebutuhan, perlulah lebih teliti lagi sebagai konsumen. Teliti ini bisa dengan menggali informasi lebih dalam tentang sekolah atau lembaga pendidikan yang akan dipilih. Lebih dari sekedar membaca Bahasa yang ditampilkan di brosurnya melainkan perlu melakukan cek langsung di sekolah atau lembaga pendidikan tersebut.
Melihat langsung kondisi kegiatan pembelajaran hingga fasilitas pendukung pendidikan yang ada adalah hal penting sebagai konsumen cerdas. Memastikan segalanya dalamkerangka yang sesuai kebutuhan adalah hal yang lumrah untuk kehidupan masa depan.
Memanfaatkan Era Digital
Zaman berkembang dengan teknologi digital. Oleh karenanya perlunya kesadaran menjadi Konsumen Cerdas di Era Digital dalam memilih Sekolah atau lembaga pendidikan. Era digital bisa dimanfaatkan dalam memahami kebutuhan pendidikan dan teliti sebelum memilih.
Informasi yang sudah terbuka di era digital perlu dimanfaatkan sebagai konsumen pendidikan yang baik. Banyaknya testimoni atau pengalaman bisa di dalam sebagai Konsumen Cerdas di Era Digital dalam memilih sekolah atau lembaga pendidikan.
Hal ini tersebar sangat banyak di beragam tempat digital. Website, aplikasi hingga media sosial yang turut berkembang di era digital menjadikan informasi ini lebih terbuka. Masyrakat yang merasa puasa dalam pelayanan pendidikan akan menuliskan pengalamannya ini di berbagai platform tersebut.
Selain menggali informasi informasi hingga akreditasi lembaga pendidikan atau sekolah. Era digital memungkinkan kita mengetahui pendapat atau review orang lain akan lembaga pendidikan tersebut. Hal ini bisa dengan mudah dicari lewat mesin pencari, media sosial hingga melihat review di google maps.
Menjadi Konsumen Cerdas
Berkembangnya zaman membuat kita sebagai konsumen perlu lebih daripada sebelumnya. Menjadi Konsumen Cerdas di Era Digital adalah kebutuhan setiap orang. Lebih dari sekedar produk, memilih jasa pun harus memahami kebutuhan dan teliti sebelumnya. Pendidikan adalah hal penting dalam fase kehidupan kita. Tentunya memilih lembaga pendidikan yang tepat sesuai kebutuhan adalah hal yang perlu.
Terlebih era digital membantu riset dalam memilih lembaga pendidikan. Seperti contohnya dijabarkan di atas tadi, dengan mencari akreditasi lembaga pendidikan tentunya akan lebih membantu dalam memahami lembaga pendidikan tersebut. Hal ini agar sesuai dengan kebutuhan dan bagian dari teliti sebelum memilih tempat menimba ilmu.
Pemerintah menggunakan berbagai macam cara agar masyarakat menjaid Konsumen Cerdas. Hari Konsumen Nasional (Harkonas) pun jatuh setiap tahun pada tanggal 20 April. Masyarakat pun diharapkan menjadi konsumen yang memahami apa yang dibelinya dengan baik. Menjadi konsumen cerdas dalam memilih produk maupun jasa yang ditawarkan.
Acara puncak dari Harkonas 2018 diselenggarakan di Pangkal Pinang provinsi Bangka Belitung pada tanggal 24 April 2018. Rencananya Presiden Jokowi hadir untuk lebih memeriahkan agenda tahunan ini. kementerian Perdagangan mengajak masyarakat menjaid konsumen cerdas di era digital. Konsumen cerdas yang memahami hak dan kewajibannya sebagai konsumen. Logo Konsumen Cerdas pun dirancang untuk menguatkan hal ini dengan nama Si Koncer. Penjelasannya bisa dilihat pada link http://harkonas.id/koncer.php
Berikut ini Vlog menjadi Konsumen cerdas dalam memilih Sekolah dengan memastikan sendiri profil informasi hingga kondisi sekolah…
Iya benar kita harus jadi konsumen cerdas di era Digital dalam memilih sekolah. Pas banget aku juga lagi cari-cari sekolah untuk anak pertama niy.
Wah, pas banget nih menjadi konsumen cerdas di era digital dalam memilih sekolah untuk anak pertamanya ya mbak. rencana mau kemana nih? semoga dapat pilihan yan terbaik dan tepat bagi anaknya.
Sebagai konsumen memang harus cerdas memilih apapun. Jangan sampai menyesalnya belakangan
menjadi cerdas ebagai konsumen memang kebutuhan dalam memilih apapun mbak, semoga kita semua dimampukan ya menjadi konsumen cerdas di era digital.
Era digital memudahkan kita memenuhi aneka kebutuhan, namun sebagai konsumen musti cerdas memilih dan memilah
Nah sepakat mas, konsumen cerdas di era digital dengan memilih dan memilih untuk memenuhi aneka kebutuhan
tips bermanfaat nih buat ortu zaman now, hehehe
memilih sekolah yang terbaik untuk anak pun bisa dilakukan dari rumah juga
Benar mbak, menjadi konsumen cerdas di era digital bisa dari rumah. Pun juga perlu memilhat langsung sekolah tujuan.
memang sebagai orang tua di era seperti ini harus lebih selektif memilih pendidikan yang tepat untuk anak. terimakasih informasinya..
benar, selektif dengan menjadi konsumen cerdas di era digital dalam memilih sekolah yang tepat sesuai kebutuhan.
dengan berkembangnya dunia digital banyak positif dan negatif yg bisa kita ambil. untuk sisi positif ya kita jadi bisa riset terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu
benar mbak, perlu riset terlebih dahulu agar lembaga pendidikan yang dipilih memang yang dibutuhkan. terlebih era digital membantu menjadi konsumen lebih cerdas
Pendidikan jaman skrg mahalnya memang gila2an deh. Apalagi yg kualitasnya oke.
Iya perlu memilih dengan teliti sebelum memastikan lembaga pendidikannya mbak…
bener banget gan, kita harus menjadi konsumen yang cerdas agar gak zonk dalam berbelanja heheh
Konsumen memang harus cerdas. Setuju, perlu melihat langsung kondisi kegiatan pembelajaran hingga fasilitas pendukung pendidikan yang ada adalah hal penting sebagai konsumen cerdas.Apalagi sekarang zaman digital. Wajiblah memanfaatkannya untuk memperoleh pendidikan yang terbaik.
Setuju, harus bisa jadi konsumen yang cerdas di era digital. Apalagi kalau urusan memilih sekolah, tidak boleh main-main karena ini kan untuk masa depan. Adanya internet sangat membantu dalam mencari informasi ya.
nah iya kalo urusan sekolah emang nggak main main.. pengalaman deh milih sekolah buat 3 anak.. untungnya pilihan ku tepat
Memilih sekolah juga termasuk hak konsumen yah, informasinya bagus.. terima kasih kak, jadi tahu saya..
Setuju banget ini, kita harus jadi konsumen cerdas
Wow, besar juga ya dana pendidikan rata-rata keluarga di Indonesia. Semoga sejalan dengan output anak dalam menyelesaikan masalah riil.
Setuju banget lah, saat ini kita harus jadi konsumen yang cerdas yesss. Tapi saya masih belum bisa sepenuhnya ngeremm klo liat diskon heuheuuu.
Jadi konsumen emang kudu cerdas memilih apapun ya… Apalagi soal pendidikan yang notabene adalah suatu hal yg amat penting…
Memilih seolah itu gampang-gampang susah, ntar ortunya udah sreg eh giliran si anak yang enggak. jaid mesti sama-sama satu tujuan dan mesti cerdas milih sekolahnya ya
Ini bener banget. Sudah paham sekarang kalau sekolah itu mahal, jadi penting buat cari sekolah yang pas di hati dan otak.
—-
Berdasarkan survei yang dilakukan HSBC dikutip dari tirto pada 2017, rata-rata pengeluaran Orang tua Indonesia untuk pendidikan anaknya sekitar Rp 250 juta atau $ 18,909. Pengorbanan orang tua ini juga dilakukan dengan banyak cara, seperti lembur. Selain itu juga dilakukan dengan memangkas pengeluaran untuk bersenang- senang hingga mengambil pekerjaan kedua.
setuju…pilih sekolah anak harus pinter2. dari sekolah itulah anak akan tercetak.