Ratna adalah ketua bidang Keagamaan di Osis sebuah sekolah swasta di Malang. Hidup dengan bimbingan kedua orang tuanya serta kakaknya yang disiplin membentuk dirinya juga menjadi sangat intens dengan kedisiplinan. Itulah mengapa mungkin meski kalah dalam pemilihan ketua Osis beberapa waktu yang lalu, Ratna tetap mempunyai pengaruh yang cukup kuat di kepengurusan Osis yang baru.
Waktu berjalan seiring dengan tetesan air yang ada di gunung-gunung. Ratna menjadi siswi yang cukup dikagumi di sekolahnya, hingga suatu saat dia mendapat amanah baru di Kelompok Osis antar sekolah se-Malang. Disini ia menjadi staf dari bidang pembinaan siswa. Dalam berbagai pertemuan ratna memang cukup disegani dengan jujugan retorikanya yang cukup bisa mempengaruhi. Namun, lain halnya waktu itu ketika ada tambahan kepengurusan di Kelompok Osis antar sekolah. Rian begitulah teman-temannya menyebutnya, Rian adalah anak dari seorang anggota DPR RI.
Rian-lah orang yang kadang bisa mematahkan ego si-Ratna. Bukan karena dia anak pejabat, namun karena ia bisa menikmati ego dengan benar. Rian cukup sangat bisa menikmati ego dengan benar, bukan hanya egonya sendiri namun juga ego orang lain. Rian menikmati ego lawan bicaranya sehingga dalam menikmati ada rasa memahami penyampaian ego lawan bicaranya sehingga dalam membuat sebuah retorika secara radikal tak hanya sekedar mengakar namun juga dapat diterima.
“Setiap orang selalu benar dalam sikapnya, mamahami dengan rasa merupakan cara yang baik untuk membimbing rasa kita melihat rasa dia”