Apa Pengertian Membaca? Sebagian kita mungkin memahaminya sebagai sebuah aktivitas yang didasarkan pada penglihatan dan suara. Kenapa hanya melihat bahkan mungkin menyuarakan? Cobalah kita diminta untuk membaca buku, puisi atau Quran. Maka kita akan melafalkan layaknya menyuarakan dari apa yang kita lihat.
Saya sendiri baru mungkin sadar kembali pengertian membaca ini dari rutinitas mengaji di ustadz Halimi minggu/ahad pagi ini. Dari diskusi atau kajian pagi ini terasa pengertian membaca secara umum hanya pada konteks menyuarakan, seperti membaca alQuran yang mungkin masih ada yang hanya menyuarakan atau dalam pengertian melihat kata dalam al-Qur’an.
Pengertian membaca sebenarnya adalah lebih dari hanya sekedar menyuarakan, namun juga memahami. Oleh karenanya jika kita membaca al-Qur’an selayaknya kita memahami makna membaca al-Qur’an. Ini pula yang dimaksudkan dalam membaca hal lain seperti membaca keadaan.
Teknik Belajar Membaca
Teknik membaca sudah cukup berkembang saat ini, ada yang membaca cepat, membaca pikiran orang dari sikap yang ditunjukkan, hingga cara membaca Barcode. Belajar membaca adalah sebuah aktivitas belajar yang makna sebenarnya tak hanya melihat atau menyuarakan saja namun juga memahami dan mengerti.
Cara Membaca
Berdasar penjelasan di atas tadi ada banyak cara membaca yang memang berkembang. Yang hanya sekedar membaca buku sudah berkembang menjadi berbagai cara membaca. Dan ini menjadi sumber lapangan pekerjaan baru, seperti Cara Membaca Tab Gitar, Cara Membaca Al-Qur’an, Cara Membaca Wajah, Cara Membaca Karakter Seseorang, Cara Membaca Intensif dan Eksentif, Cara Membaca Wajah, Cara Membaca Skala, Cara Membaca USG, Membaca Tanda Tangan dan hal lainnya yang ternyata dikira sepele atau biasa saja ternyata butuh pembelajaran.
Membaca al-Qur’an
Kembali ke bahasan yang di atas tadi, yakni tentang membaca alquran yang dalam makna sebenarnya adalah memahami Quran dengan baik hingga penerapannya dalam kehidupan kita. Jadi jelas-lah bahwa membaca adalah hal yang tak hanya untuk melihat atau menyurakan namun juga pada pemahaman dari proses membaca tersebut sebagai makna yang sesungguhnya.
Setiap Huruf di Qur’an memiliki hak sesuai panjang dan pendeknya. Jadi maka layaklah ada anjuran membaca Qur’an secara tartil, jadi bahasa Qur’an memiliki panjang dan pendek yang sudah ditetapkan. Hal ini tentu berbeda dengan kita mengucapkan bahasa Indonesia, Inggris , bahkan bahasa Arab dalam pembicaraan. Maka bahasa Arab yang dalam percakapan itu diucapkan seperti di percakapan bahasa pada umumnya, yang mana hal ini berbeda dengan bacaan Qur’an. Oleh karenanya jika berdoa mengguakan bacaan Qur’an sebaiknya menggunakan pula kaidah tajwid yang mengatur panjang, pendek dan bagaimana membacanya.
Dari penjelasan membaca al-Qur’an ini dapat dipahami bahwa dalam membaca Qur’an ada makna memahaminya. Pun demikian dengan membaca fenomena di kehidupan ini juga ada makna memahaminya. Jadi pengertian membaca disini adalah juga sebuah pekerjaan yang tak hanya melihat lalu menyuarakan namun juga memahaminya.