Sudah nonton Film Wonderful Life? Ini adalah Film Indonesia Terbaru yang layak jadi tontonan bagi siapa saja. Bahkan tontonan wajib bagi Anda yang manjadi Pendidik atau Guru. Film tentang Psikologi dan pemahaman pada kejiwaan masyarakat mulai banyak tayang di bioskop-bioskop tanah air.
Saya bersama Guru, pemerhati parenting hingga penulis berkesempatan bersama nonton bareng Film Wonderful Life. Bagaimana kisah atau review film ini? Berikut gambarannya…
Pemeran Film Wonderful Life
Atiqah Hasiholan (sebagai Amalia)
Sinyo (sebagai Aqil)
Lydia Kandou (sebagai ibu mertua Amalia)
Alex Abbad (sebagai Aga-rekan kerja Amalia)
Putri Ayudya
Arthur Tobing (sebagai ibu mertua Amalia)
Abdul Arif
Totos Rasiti
Didik Ninik Thowok (sebagai terapis)
Penulis Skenario
Jenny Jusuf
Sutradara
Agus Makkie
Co. Produser
Ridlaa An Nuur S.
Produser
Angga Dwimas Sasongko
Handoko Hendroyono
Rio Dewanto
Jenis Film : Drama
Produksi : Visinema Pictures, Creative & Co
Sinopsis Film Wonderful Life
Wonderful Life merupakan film banyak makna, oleh karenanya saran saya menonton film ini sebaiknya mulai dari awal hingga akhir agar bisa mendapat kesan dan makna sesungguhnya dari Film ini. Kisah Film Wonderful Life diangkat dari Buku Wonderful Life bercerita tentang pengalaman Amalia Prabowo, ibu Aqil, seorang anak berusia 10 tahun yang menyandang disleksia (kesulitan membaca dan menulis).
Awal kisah ini dimulai dengan diskusi keluarga Amalia dan keluarganya tentang hal yang dihadapi Aqil. Amalia mengganggap dirinya sebagai ibu lebih mengerti tentang kondisi anaknya. Amalia pun mengajak anaknya pergi dan ia mengunjungi sebuah makam. Dari gambaran awal Anda akan menganggap Amalia adalah wanita karier yang super sibuk dengan pekerjaannya, bahkan di mobil dan pemakaman masih menyempatkan diri mengontrol kerja tim kerjanya via ponsel.
Saat di sekolah Aqil, Amalia mendapatkan cerita tentang kondisi anaknya di sekolah. Aqil menurut gurunya, nilainya kurang secara umum namun pada pelajaran menggambar mendapatkan nilai yang cukup memuaskan. Menurut gurunya untuk naik kelas, Aqil tak hanya bisa berharap pada nilai yang berhubungan dengan seni namun juga lainnya. Memang beginilah umumnya sekolah di negeri ini, yang memang tak salah jika mengacu pada kaidah umum masyarakat.
Di perjalanannya kisah, Amalia mulai menangkap ada yang perlu disembuhkan dari Aqil. Di tempat kerjanya Amalia mulai tak nyaman dengan memikirkan pula anaknya. Hingga ada obrolan tentang orang pintar mengerti herbal yang memberikan ramuan herbal bisa menyembuhkan penyakit. Dari dini Amalia pun meminta alamat ahli herbal ini pada karyawannya dengan alasan untuk penyembuhan keponakan.
Amalia mulai menyadari tentang kondisi anaknya. Amalia mendapat banyak informasi tentang Terapis, Psikolog hingga orang pintar. Kisah menarik disuguhkan di perjalanan Amalia ke berbagai tempat untuk menyembuhkan anaknya. Pekerjaan kantor pun mulai banyak terbengkalai, rekan sekantornya Aga pun mulai protes dan mengingatkan tentang kinerja perusahaan yang turun; bahkan ada tender yang melayang membuat Aga geram. CEO regional pun sampai turun tangan untuk bisa mengingatkan Amalia.
Wonderful Life bukan Film tentang Penyakit Disleksia?
Menurut Sutradara Film Wonderful Life Angga Dwimas Sasongko, yang bertindak sebagai produser film Wonderful Life, mengatakan bahwa film itu bukan bercerita tentang penyakit. “Disleksia ini bukan penyakit. Kami enggak ingin bikin film tentang penyakit. Kami ingin film ini punya warna,” ujar Angga dalam jumpa pers mengenai film tersebut di Senayan City, Jakarta Pusat, pada Senin (10/10/2016) dikutip dari kompas.com.
Film Wonderful Life merupakan Film yang coba memberikan gambaran penontonnya tentang Disleksia dan perjuangan ibu mengatasi anaknya yang disleksia. Memang benar jika sang Sutradara menjelaskan kalau Film ini bukan merupakan Film tentang penyakit Disleksia, hal ini karena disleksia sendiri tak dijelaskan lebih mendalam di Film ini.
Pesan di Film Wonderful Life
Setiap Film yang menarik selalu menyimpan dan menyampaikan pesan di dalamnya. Film Wonderful Life memiliki banyak pesan di dalamnya, ketika kita menontonnya maka kita akan menggali lebih dalam banyak pesan tersebut. Berikut saya cuplikkan sedikit pesan yang saya tangkap dari Film tersebut.
“Anak-anak kita bukan musuh yang harus ditaklukkan”
Anak-anak memang memiliki cara hidupnya yang berbeda dengan orang dewasa. Di Film Wonderful Life sebuah kata mutiara terucap bahwa anak-anak bukanlah musuh yang harus ditaklukkan. Memang seharusnya adalah dijadikan dekat bukan sebagai musuh.
“Yang terjadi di hati, selalu berpengaruh di otak”
Hati merupakan hal yang perlu dijaga kondisinya. Hati yang tenang, akan berpengaruh pada otak yang nyaman pula. Terkadang apa yang terjadi disebabkan banyaknya fikiran, namun di sisi lain rasa di hati juga diperlukan agar lebih sinkron dengan otak.
“Tak ada yang salah dengan anak-anak, semua anak terlahir sempurna”
Pesan ini menjadi pesan sentral dari Film Wonderful Life. Hal ini bisa dilihat dari poster Film yang tercantum sebagian kata-kata ini. Mengarahkan hal yang baik dan tepat bagi anak akan memudahkan sang anak berkembang dengan baik.
Secara garis besar ini merupakan Film yang bagus dengan sarat pesan. Ada ketawa, senyum dan suka cita dalam Film Wonderful Life ini. Bimbingan orang tua diperlukan untuk mendampingi anaknya jika menonton Film ini, agar anak-anak juga paham apa yang dimaksud dalam film. Ada salah satu scene yang Amalia makan bersama anaknya tak memiliki uang kemudian kabur bersama anaknya, adegan ini perlu dijelaskan maksudnya dan film diharapkan bisa ditonton secara keseluruhan karena ada pesan yang menjawab pada adegan ini. Selamat menonton, dan menjadi lebih baik setelah menontonnya! [SH]