Bersih Dusun Baba’an Desa Ngasem Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang-Jawa Timur merupakan wadah Menyatu dengan Tradisi dan Kebudayaan. Di tengah gemerlap modernitas, Desa Ngasem di Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, menyimpan sebuah tradisi yang kaya akan nilai-nilai budaya dan spiritual. Bersih Dusun Baba’an, sebuah acara tahunan yang selalu dinantikan, menjadi ajang berkumpulnya warga dan para pecinta budaya untuk merayakan kekayaan warisan leluhur. Pada 9-10 Juni 2024, acara ini kembali dihelat dengan berbagai rangkaian kegiatan yang penuh makna.
Khataman Alqur’an dan Doa Bersama: Mengawali dengan Keberkahan
Tanggal 9 Juni 2024, acara dimulai dengan Khataman Alqur’an, sebuah tradisi yang menjadi simbol rasa syukur dan permohonan keberkahan. Para warga berkumpul di tempat yang telah disediakan dekat dengan Punden untuk melantunkan ayat-ayat suci, menciptakan suasana yang khidmat dan penuh ketenangan.
Setelah itu, dilanjutkan dengan doa bersama sesepuh di Punden, tempat keramat yang diyakini memiliki nilai spiritual tinggi. Dalam doa bersama ini, warga memohon perlindungan dan kesejahteraan untuk dusun dan seluruh penghuninya.
Kirab Budaya, Nyapu Dalan Mengusir Hal Negatif
Selepas Doa Bersama sesepuh, suasana berubah menjadi lebih semarak dengan Kirab Budaya. Barisan warga dengan beragam pakaian berjalan mengelilingi dusun, menghidupkan kembali semangat kebersamaan dan cinta budaya.
Salah satu ritual yang menarik adalah “nyapu dalan” oleh orang-orang tua yang dipilih. Mereka tak boleh berbicara dan diajak berbicara. Ini merupakan sebuah ritual membersihkan jalan yang melambangkan usaha menghilangkan hal-hal negatif dari kehidupan warga. Tradisi ini tidak hanya bermakna secara fisik, tetapi juga secara spiritual, mengingatkan semua orang akan pentingnya menjaga kebersihan hati dan pikiran.
Pada kesempatan ini, Komunitas Kebaya Indonesia (KKI) Kabupaten Malang turut hadir, menambah semarak dan keunikan acara. Kehadiran mereka dengan kebaya-kebaya indah membuat suasana semakin meriah dan penuh warna.
Barikan dan Kesenian Bantengan: Harmoni Alam dan Seni Tradisional
Saat senja tiba, warga berkumpul untuk acara Barikan, sebuah tradisi berbagi makanan sebagai wujud syukur atas hasil bumi dan berkah yang diterima. Acara ini mencerminkan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang masih kuat dipegang oleh masyarakat Dusun Baba’an.
Pada kegiatan Barikan ini intinya adalah membacakan Sejarah Desa Ngasem mulai dari asal usulnya. Agar semua warga tahu, desa Ngasem itu siapa yang babat alas, perjalanannya seperti apa, perkembangannya seperti ap aitu dipaparkan saat malam.
Tak kalah menarik, malam itu juga dimeriahkan dengan pertunjukan kesenian Bantengan di Punden dusun Baba’an. Kesenian ini menggambarkan perjuangan antara kebaikan dan keburukan, di mana para pemain mengenakan kostum banteng yang megah dan melakukan gerakan-gerakan enerjik. Kesenian Bantengan tidak hanya menghibur, tetapi juga mengandung pesan moral yang mendalam tentang pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan.
Reog dan Tayup: Eksotisme Budaya yang Mengagumkan
Memasuki hari kedua, pada 10 Juni 2024, acara dilanjutkan dengan pertunjukan Reog mulai pukul 10 pagi. Seni tradisional yang satu ini selalu berhasil memukau penonton dengan tarian dan atraksi yang spektakuler. Para penari Reog, dengan kostum singa barong yang besar dan berat, menunjukkan kekuatan dan keterampilan yang luar biasa.
Setelah Reog, giliran seni Tayup yang mengambil panggung. Tayup adalah tarian tradisional Jawa yang melibatkan interaksi antara penari dan penonton, menciptakan suasana yang intim dan hangat. Penonton diajak untuk ikut menari, mempererat hubungan antara warga dan membangun rasa kebersamaan.
Wayang Kulit: Puncak Acara dengan Kisah Penuh Hikmah
Pada malam harinya, usai Isya, puncak acara adalah pertunjukan Wayang Kulit. Seni wayang kulit tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga media penyampai pesan moral dan filosofi hidup. Dalang Ki Marta’ dengan kepiawaiannya, menghidupkan tokoh-tokoh wayang dan menyampaikan cerita-cerita yang penuh makna. Wayang Kulit di Dusun Baba’an menjadi penutup yang sempurna untuk rangkaian acara Bersih Dusun, meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh penonton.
Menjaga Tradisi, Merajut Kebersamaan
Bersih Dusun Baba’an bukan sekadar perayaan tahunan, tetapi juga wujud nyata dari upaya menjaga dan melestarikan tradisi serta budaya warisan leluhur. Melalui rangkaian kegiatan yang penuh makna, warga Dusun Baba’an tidak hanya mempererat tali silaturahmi, tetapi juga memperkuat identitas budaya mereka. Acara ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan spiritualitas di tengah arus modernisasi.
Partisipasi dalam acara ini, baik oleh warga maupun tamu undangan seperti Komunitas Kebaya Indonesia, menunjukkan bahwa budaya adalah aset berharga yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang. Dusun Baba’an, dengan segala kekayaan tradisinya, menjadi contoh nyata bagaimana warisan budaya dapat terus hidup dan memberi inspirasi.
Melalui Bersih Dusun Baba’an, kita belajar untuk menghargai akar budaya kita, menyatukan hati dalam kebersamaan, dan melangkah maju dengan penuh keberkahan. Semoga tradisi ini terus lestari, menjadi penyemangat bagi kita semua untuk selalu merawat dan menghormati warisan budaya yang telah dititipkan oleh para leluhur.