Jadikan Indonesia Juara MEA dengan Kreatifitas Anak Muda

Apakah Produk yang Anda pakai mayoritas karya anak bangsa? Atau Malah kebanyakan dari industri luar negeri? Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menjadikan banyak kemudahan bagi masyarakat di ASEAN seperti sebuah Negara kawasan yang besar. Kebijakan MEA ini membuat masyarakat Indonesia perlu lebih menguatkan diri mengatasinya. 

MEA adalah Peluang

MEA adalah peluang, demikianlah petikan yang saya ambil dari pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara akhir tahun lalu. Beliau menyampaikan berdasar fakta industri yang diundang ke Istana yang menyatakan siap menghadapi MEA.

MEA memang peluang yang harus dimanfaatkan jika Industri mengetahui cara pengetahuan untuk mengatasinya. Tentunya dengan perbaikan agar hasil Industri Indonesia disegani di kawasan ASEAN bahkan dunia.

Mutu Pendidikan dan Kreatifitas

Pendidikan merupakan dasar sebuah bangsa. Semakin Pendidikan diperhatikan, maka keilmuan yang dimiliki masyarakat juga bisa menjadikan negerinya lebih baik. Oleh karenanya, anggaran Pendidikan di Indonesia cukup besar.

Beberapa waktu yang lalu Bolang (Blogger Kompasiana Malang) mendampingi anak-anak muda dari sebuah Sekolah dengan kurikulum Industri di Kompasianival 2016. Setelah gelaran tersebut saya coba melihat lebih jauh tentang sistem yang ada di Sekolah tersebut. Sistem Pendidikan di sekolah ini yang berdasarkan Industri membuat berbagai program di Sekolah ini mengikuti kebutuhan Industri.

Sebagai fondasi pemikiran di Sekolah ini adalah dengan adanya Pelatihan Wawasan Kebangsaan yang diberikan TNI. Jiwa kecintaan tanah air dan kebangsaan ditanamkan di pelatihan tersebut. Pelatihan tentang kecintaan akan Tanah Air ditanamkan di Sekolah ini. Seragam Taruna sebagai seragam sekolah bisa menggambarkan bagaimana pentingnya nilai kecintaan tanah air dan kebersamaan dalam korsa layaknya di TNI.

Sistem Pendidikan di Sekolah yang menggunakan Kurikulum Industri membuatnya selalu berkembang mengikuti perkembangan Mutu Industri. Jadi Mutu Pendidikan di Sekolah ini mengikuti bagaimana Mutu yang diminta Industri.  Di sekolah ini sudah ada Industri Mandiri yakni Lampu LED KAAFF, kelebihannya selain karya anak negeri yakni sudah mendapat lisensi produk Eropa (CE) dan Keamanan Internasional (RoHS). Jadi siswa di sekolah ini mengerti langsung proses produksi mulai dari Logistik, Quality Control hingga Pemasarannya.

LED KAAFF adalah salah satu prakarya siswa yang sudah menjadi produk massal. Proses untuk menjadi sebuah produk massal dimulai dari kegiatan Prakarya siswa di Pembelajaran Sabtu-Minggu (Persami). Di Persami inilah secara beberapa bulan akan dihasilkan karya-karya baru dari 10 kelompok parakarya siswa yang ada. Kreatifitas siswa yang menghasilkan Prakarya inilah yang diapresiasi oleh lembaga dan yayasan untuk diuji dengan industry terkait apakah layak untuk diproduksi massal.

Integrasi Kreatifitas Prakarya dan Produktivitas

Kreatifitas Siswa menghasilkan Prakarya dari Persami ini layak diapresiasi. Hal ini karena Kreatifitas dan Produktifitas adalah integrasi yang penting. Kreatifitas dengan menghasilkan Prakarya lalu dilakukan seleksi ketat oleh pihak lembaga sekolah dan Yayasan yang menaungi Sekolah, merupakan usaha untuk hasil karya siswa bisa diproduksi massal.

Produktivitas prakarya lalu menghasilkan hasil produk yang layak diproduksi massal inilah yang merupakan kekuatan sekolah ini untuk bisa menjadikan Indonesia Juara MEA. Meski memang usaha ini perlu dapat dukungan banyak pihak agar Produk buatan anak negeri yang sudah memenuhi standar ASEAN atau bahkan dunia. Hal ini seperti pendapat Dimas Oky Nugroho di Kompas.com “Tantangan kontemporer adalah membangun solidaritas, mengatasi kesenjangan sosial, mendapatkan kesempatan pengembangan diri yang sama, kompetitif secara ilmu pengetahuan dan teknologi, inovatif dan berjiwa entrepreneur dalam hal bisnis, dalam lanskap dunia ‘tanpa batas’ era informasi, internet, dan media sosial.”

Tantangan MEA perlu disambut sebagai peluang, dengan syarat seperti disampaikan Mas Dimas Oky Nugroho di atas; Yakni perlu adanya kemampuan yang kompetitif secara ilmu pengetahuan dan Teknologi hingga Inovasi yang terus berkembang. Mas Dimas yang juga Koordinator Sukarelawan Indonesia untuk Perubahan (SIPerubahan) mengatakan bahwa upaya untuk mempersiapkan mentalitas anak muda dalam menghadapi persaingan bebas melalui edukasi, leadership, dan social capital anak muda.

Sekolah dengan kurikulum Industri seperti ini bisa jadi salah satu  bahan rujukan bahwa di negeri ini masih ada lembaga pendidikan yang memperhatikan pengembangan kreatifitas dan produktifitas. Internet yang berkembang membuat banyak orang bisa mudah mengakses informasi.

Pun demikian jika negeri ini banyak memiliki anak muda yang kreatifitas, inovasi dan produktifitas yang tinggi juga bisa mudah diketahui. Jika sesama bangsa tak saling support, kadang bisa jadi bahan Negara lain untuk mengadopsinya. Oleh karenanya, peran serta rakyat Indonesia yang saling membantu hasil karya anak bangsa ini bisa sangat membantu di tengah banyaknya karya produk Negara lain. [SH]

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.