Sholawat/Shalawat Irfan

?????????? ????????

Menempuh Jalan Kema’rifatan

????? ??? ????? ??????? ??????? ????? ?? ?????????
Atas seorang yang berbudi Al-Qur’an Penghormatan dan salam Alloh senantiasa tercurahkan
???????? ????? ????? ????? ???? ??????
Dengan maksud sebagai rahmat bagi seluruh alam Yaitu Muhammad sang penyampai penjelasan
? ???? ??? ????? ? ??? ??? ?????
Dan para sahabatnya yang terbaik Beserta keluarga pemilik kebajikan
??? ??????? ? ??????? ?? ??? ??? ???????
Sebagai cahaya penghormatan dan keselamatan Yaitu orang-orang yang menempuh jalan kema’rifatan
?????? ??? ?????? ???? ?? ???????
Selamatkan kami dari segala dosa Wahai Tuhan Sang Penolak kerusakan
???? ???? ?????? ??? ?? ??? ?????
Untuk mendapatkan kenikmatan yang paling utama Wahai Tuhan kiranya Engkau sudi melimpahkan pertolongan kepada kami
????? ????? ?????? ???? ???? ??????
Dan limpahkanlah akhir yang baik Wahai Tuhan selamatkan bangsa kami
??????? ??? ??????? ?? ????? ? ?? ????

 

Sholawat Shalawat Irfan UIN Malang

 

HALIMI ZUHDY, SOSOK INSPIRATIF SASTRAWAN INDONESIA

Sosok pria yang satu ini mungkin sudah tidak asing bagi sebagian orang, terutama Mahasantri di Universitas Islam Negeri (UIN) Malang  beberapa tahun sebelum ini. Beliau adalah Halimi Zuhdy. Sosok yang satu ini dikenal sebagai sastrawan yang cukup mumpuni, ustadz di PKPBA juga di kajian-kajian keIslaman, serta banyak hal menjadi kelebihan beliau.

Pria kelahiran Madura ini asli godokan UIN Malang. Mulai dari S1 beliau ketika masih STAIN Malang lalu pindah Universitas Islam Indonesia Sudan (UIIS) hingga awal menjadi UIN Malang. Pergolakan kampus pun telah beliau lalui sehingga mengantarkan beliau masuk program Pascasarjana itupun di UIN pula. Tak hanya di Kampus, beliau lebih dikenal di Ma’had Sunan Ampel Al-Aly. Lebih karena beliau dulunya adalah salah seorang Murabby/Murabbi di Mabna MSAA, juga karena pola pemikiran keislaman serta tentang Psikologi kehidupan beliau yang baik dan dapat mudah diterima orang.

Yang menjadi kekaguman tersendiri bagi kami ialah pembawaan beliau hingga cara berucap beliau yang enak, membuat orang merasa teduh mendapat nasihat darinya.

“Sebuah cerita menarik kami dapatkan dari banyak ceceran kisah beliau. Salah satunya adalah keteguhan beliau mempertahankan prinsip atau janji pribadi, seperti sepatu yang beliau beli sewaktu masih semester 3 beliau tetap gunakan hingga lulusnya beliau dari program Strata 2-nya”

Cerita menarik lainnya ialah ketika Pendidikan S2 beliau harus terlambat lulus, hanya karena ada nilai yang kurang karena memang pada mata kuliah tersebut kecakapan beliau kurang. Namun karena hal tersebutlah beasiswa ke Riyadh dapat beliau dapatkan tahun ini.

Selain berkecimpung di lingkungan Ma’had beliau juga banyak mengisi kajian-kajian keislaman di luar kampus. Kesan pertama melihat beliau mungkin biasa saja, namun bila sudah membincang soal tentang sastra atau motivasi dengan beliau kita akan merasakan betapa luasnya pengetahuan beliau tentang sastra atau psikologi kehidupan. Maka pantaslah kalau beliau telah banyak mempunyai komunitas-komunitas sastra yang menjadi bimbingannya.

Di sisi lain, kehidupan beliau sebenarnya tak terlalu mewah. Kedua orang tua beliau telah meninggalkannya, sehingga perjalannan hidupnya harus beliau jalani dengan penuh kesabaran dan keuletan. Seperti yang pernah beliau katakan “Kerja keras, kerja cerdas, kerja berkualitas, kerja tuntas, kerja Ikhlas”. Nasihat beliau telah banyak mengilhami banyak orang untuk lebih Zuhud dalam menghadapi hidup.

Mungkin cukup sekian sececer kisah dari seorang “dedengkot” sastrawan UIN Malang, semoga keteduhan dan perilaku beliau yang tak terlalu neko-neko dapat menjadi inspirasi bagi kita semua.

Nama “Maulana Malik Ibrahim” Disingkat, Etiskah?

Bumi berputar seperti biasa dengan porosnya. Kumpulan manusia masih menaungi planet yang begitu nyaman ini. Keindahan alam yang ada tak dapat dilukiskan dengan kata-kata jika Sang Penguasa Alam mempunyai kekuatan yang besar dalam menjalankannya.

Entah mengapa, mungkin ini adalah kurang nyamannya saya dalam banyaknya singkatan yang dirasa kurang pas. Beberapa waktu lalu, atau bahkan sudah cukup lama saya mendengar nama seorang wali disingkat. Memang seperti kebiasaan orang lebih nyaman jika nama yang panjang disingkat. Nama presiden Indonesia disingkat dengan diambil huruf pada permulaan kata di tiap rangkaian nama beliau. Namun persisnya kapan penggunaan nama dengan singkatan itu saya sendiri kurang tahu menahu, mungkin waktu mau maju sebagai presiden dulu.

Bisa dibilang sungguh banyak singkatan nama memang, MM merupakan nama seorang artis legenda dari luar negeri. Hingga nama kelompok pun banyak yang menggunakan kata yang lebih pendek dari yang sebenarnya, yakni dengan penyingkatan kata. Alas an utama kenapa melakukan hal ini, sangat dimungkinkan maksudnya adalah agar mudah di-ingat, atau mungkin juga dalam pengucapan lebih nyaman tanpa mengucapkkannya secara lengkap yang membutuhkan waktu cukup lama.

Saya rasa tak masalah banyak alasan penyingkatan nama.  Namun penyingatan nama ini sebaiknya memang diketahui oleh sang pemilik nama; atau jika nama kelompok yang disingkat maka anggota kelompok tersebut juga mengetahui. Dari sinilah sebenarnya saya merasa kurang nyaman bila nama seorang wali besar atau seseorang dengan nama yang besar penyebar Islam di Indonesia namanya disingkat. Ada protes tersendiri yang mungkin ada di dalam rasa tiap orang berbeda.

Seperti yang telah kita ketahui bersama, jika kita memiliki teman sebaiknya kita memangggil dengan namanya. Atau jika dengan julukan dan singkatan dari namanya, sang teman kita itu harus mau dan rela tak brkeberatan diperlakukan demikian. Namun, bila teman kita tak tahu kalau namanya disingkat atau diganti dengan julukan lain mungkin dia akan kurang nyaman jika ada yang kurang nyaman dihatinya mengenai singkatan atau julukan namanya. Namun lagi, jika memang baik singkatan atau julukannya dan mengena di hati, maka sang teman kita inipun akan merasa senang.

Kembali pada hal yang ingin dibahas seperti pada judul tulisan ini. Nama seorang wali besar disingkat dengan nama yang beliau mau atau tidak disingkat demikian, mungkin jika singkatan nama tersebut telah ada sejak jaman beliau masih hidup dan beliau ridho akan hal tersebut mungkin pandangannya berbeda. Namun sekarang, nama beliau disingkat dengan tanpa sepengetahuan beliau (atau mungkin saya kurang tahu apakah ada yang menemui beliau dan meminta ijin akan hal ini). Memang singkatan namanya cukup bagus, yakni mendekati atau hampir sama dengan sebuah nama di Asmau-l-Husna.